Trikoda IMM dan Agenda Revolusi Pendidikan

ESSAY KARYA KADER

Oleh: Zyories

Mahasiswa adalah sekelompok anak muda yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan memiliki identitas diri. Identitas diri siswa dibangun melalui citra diri sebagai pribadi yang religius, pribadi yang dinamis, pribadi yang sosial dan pribadi yang mandiri. Mencerminkan agama, ilmu pengetahuan, tanggung jawab sosial, dan tanggung jawab pribadi sebagai hamba Tuhan dan warga negara.Pada awalnya, Muhammaddiyah beranggapan bahwa santri yang mengikuti atau mengikuti jejak Muhammad cukup bergabung dengan organisasi yang ada, Nasiatul Aishiya (NA) untuk santri putri dan Pemuda Muhammaddiyah untuk santri. NA didirikan oleh Muhammadiyah/Aisisyah pada tahun 1931 pada tanggal 27 Dzulhijah/16 Mei 1931 tahun 1349. Sedangkan Korps Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 25 Dzulhijah 1350/2 Mei 1932.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah harus berada di garda depan pembaharuan arah positif di dalam dan di luar kampus di era globalisasi saat ini. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah harus  bisa menghidupkan dan menyadarkan tugas mahasiswa menuju cita-cita antara masyarakat dan pemerintah, yaitu mahasiswa harus berani mengkritisi kebijakan pemerintah yang salah dan mendukung kebijakan pemerintah yang benar. Mahasiswa dan IMM tidak diintegrasikan oleh pemerintah tetapi diambil dari jalur nyaman mereka dan dihidupkan kembali dari mati suri yang lama. Ikatan mahasiswa Muhammadiyah harus menyadari bahwa merekalah yang nantinya akan memegang kepemimpinan di organisasi otonom di Muhammadiyah, bahwa mahasiswa adalah agen perubahan dan kader masa depan bangsa di era globalisasi.

Didalam TriKoDa(Tri Kompetensi Dasar) IMM terdapat 3point penting yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. IMM sebagai gerakan religiusitas, jika melihat orang-orang muslim di daerah pelosok Banten, di sana masih terdapat beberapa tradisi atau kebudayaan yang menyimpang dari ajaran agama, seperti masih kentalnya hal-hal mistis. Belum lagi aliran-aliran yang menyimpang seperti aliran Hakekok, aliran yang telah ditetapkan sebagai aliran menyimpang oleh MUI setempat. “Ya memang sudah menyimpang, kami sangat menyayangkan,” kata MUI Pandeglang KH. Tubagus Hamdi Maani. Di sini lah peran IMM sangat dibutuhkan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan yang benar sejalan dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian, IMM dapat mencerahkan sekaligus penghubung dalam merealisasikan tujuan berdirinya organisasi Persyarikatan Muhammadiyah, di mana Muhammadiyah bercita-cita untuk mengembalikan ajaran Islam yang sebenar-benarnya.

IMM sebagai gerakan humanitas, berdasarkan kutipan dari laman banten.dpd.go.id, mata pencaharian masyarakat pelosok Banten cukup beragam, mulai dari pertanian, peternakan, nelayan, dan lain-lain. Kader merah yang berkaitan dengan bidang tersebut bisa membantu memajukan perekonomian masyarakat di sana. Misalnya kader dengan jurusan kuliah pertanian, dapat membantu masyarakat dalam bidang pertanian. Kader yang berasal dari jurusan peternakan, juga mampu berkontribusi dalam memajukan peternakan masyarakat, begitupun dengan bidang-bidang lainnya. Upaya ini dilakukan demi tercapainya perekonomian yang baik di masyarakat, agar orang tua juga bisa membiayai pendidikan anak-anaknya, sehingga anak-anak di pelosok dapat sekolah dengan baik sampai jenjang yang setinggi-tingginya. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi dapat menyebabkan rendah dan tingginya suatu pendidikan anak.

IMM sebagai gerakan intelektualitas, penyebab kurangnya ilmu pengetahuan di pelosok, mengakibatkan banyaknya stigma negatif terhadap beberapa hal, salah satunya yaitu adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi. Mereka beranggapan bahwa perempuan nantinya hanya akan menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga, yang berkutat dalam lingkup dapur, sumur, dan Kasur. Melalui bidang IMMawati, IMM bisa memberikan edukasi terkait paham – paham yang salah, kaum IMMawati dapat memberikan pengarahan dalam menyikapi suatu hal, sehingga pernyataan-pernyataan seperti itu dapat memiliki makna yang positif. Sebab, jika tidak diarahkan ke dalam makna yang benar, stigma tersebut akan terus berkembang turun temurun sampai kapanpun.

Tujuan utama pendirian IMM ialah menciptakan dan mengembangkan mutu sumber daya manusia untuk menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, yang dapat mengembangkan serta menerapkan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Hal tersebut juga terdapat pada tujuan IMM yang terdapat di dalam AD/ART organiasi, yaitu: “Mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.” Oleh sebab itu kehadiran IMM tidak dapat dipisahkan dari mahasiswa yang notebene akan menjadi kader-kader yang akan menempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Sejak awal didirikan hingga saat ini,IMM sudah banyak menghasilkan kader-kader yang memberikan kontribusi besar, terutama dalam bidang pendidikan.

Peran-peran Intelektual pada bidang akademik, IMM juga harus ambil bagian. Terutama prestasi dalam dunia akademik seperti karya tulis ilmiah, pekan karya ilmiah, penelitian mahasiswa, mapun karya-karya yang lain. IMM juga harus membina hubungan baik dengan pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah layaknya seorang anak kepada bapaknya tetapi tetap menjaga sikap korektif yang konstruktif, kritis selaku kader yang menjaga Amal Usaha Muhammadiyah tetap berada dalam jalur kaidah dan cita-cita Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *