Oleh : Uhti Hafida Nurhayati (Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM AR. Fachruddin 2023-2024)
Disaat matahari mulai terbenam, cahayanya berangsur angsur meredup, dan memberikan tempat bagi kegelapan untuk merajai langit. Ketika matahari mulai bergerak di bawah cakrawala dan sinarnya menembus lapisan atmosfer yang lebih tebal, menjadikan penyebaran cahaya dan warna yang berbeda. Bukan hanya memberikan pemandangan yang indah dan dramatis, lebih dari itu senja menghadirkan panorama langit yang menakjubkan.
Tepatnya di hari sabtu tanggal 5 Maret 2024, aku dan kawan kawan menjalankan modul nusantara berupa kunjungan ke Masjid Baiturrahman. Dimulai dari tempat yang memiliki julukan Serambi Mekkah. Kenapa mendapat julukkan sebagai Serambi Mekkah? Karena orang-orang dahulu sebelum pergi ke mekkah mereka melakukan pendalaman agama disini, latihan bermanasik haji dan bermalam sebelum pergi melanjutkan perjalanan ke tanah suci mekkah.
Sebuah bangunan kokoh nan indah yang dibangun dengan begitu megahnya, suatu hal yang menakjubkan bagiku ketika pertama kali melihatnya secara langsung, seakan-akan hati kecil ini berkata “Jika serambi mekkah saja sudah sangat begitu indah lalu bagaimana dengan keadaan di mekkah sana, pastilah jauh lebih dari apa yang pernah aku bayangkan”. Menyusuri setiap sudut masjidnya seakan tergambar bagaimana keadaan dahulu ketika masih digunakan untuk berbagai macam kegiatan, yang mana pada waktu itu masjid raya ini memiliki fungsi utamanya yaitu untuk beribadah maka disisi lain digunakan untuk menuntut ilmu pendidikan yang berupa pendidikan agama, ekonomi, dan persandian.
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan dapat kita ketahui dalam sejarahnya yang didirikan tahun 1992 M oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah, ditempat paling strategis ini sehingga menjadikan beberapa peristiwa kontroversial, seperti pembakaran masjid oleh belanda untuk dijadikan gereja sebagai pusat kristenisasi. Tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, begitu juga dengan belanda saat itu yang tidak mampu meluluhkan hati masyarakat aceh terhadap simbol dan tempat beribadah yang sudah menjadi pusat dalam melakukan kegiatan-kegiatannya. Sehingga dibangunlah kembali masjid raya seperti sebelumnya dengan di tambah beberapa kubah yang menjadikan masjid raya lebih megah dan indah seperti sediakala.
Kemudian diceritakanlah kisah bagaimana tsunami yang sempat menerjang namun tak mampu merobohkannya. Alasan logis mengapa masjid ini tidak terkena tsunami pada waktu itu yaitu dahulunya memang masjid raya ini mempunyai benteng yang kokoh dengan dua lapisan tembok, lapisan ini dibuat berjejer sehingga memiliki ketahanan yang kuat, dan pada waktu itu gelombang tsunaminya tidak langsung menghempas ke arah masjid sehingga dengan kehendak Allah masjid raya tetap berdiri kokoh. Terlepas dari semua itu balik lagi ke sumber kita yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang maha berkuasa untuk tidak merobohkan rumah-Nya, karena secara logis pun gempa dahsyat yang di sertai tsunami tersebut sangat memungkinkan untuk meluluh lantakkan semua yang dilewatinya.
Sehingga pada masanya masjid raya ini dijadikan 3 simbol :
- Religius = Simbol agama, karena masjid ini merupakan tempat beribadah seorang muslim. Selain daripada pusat peribadatan masjid ini juga sebagai pusat pengajaran berbagai ilmu pengetahuan.
- Patriotisme = Benteng pertahanan, yakni pertahanan terhadap serangan-serangan belanda yang dahulu sangat berambisi mendapatkan wilayah aceh. Yang kemudian sempat di pertahankan oleh seseorang bernama Leung Bata.
- Nasionalisme = Tempat utama pada pertemuan-pertemuan penting, dan hikmah dari tsunami aceh di tahun 2004 lalu, kondisi Aceh dan Indonesia yang dulunya sempat renggang kini terjalin dengan damai tak lepas dari pertemuan keduanya di masjid raya ini.
Masjid Raya Baiturrahman ini menjadi saksi bisu terjalinnya kedamaian antara Aceh dan Indonesia. Yang sampai saat ini menjadikan beberapa pandangan bahwa aceh adalah tempat teraman dan ternyaman.
Di sisi barat masjid raya akan terlihat bagaimana sang kuasa memamerkan ciptaan-Nya, berupa senja yang muncul ketika waktu maghrib tiba. Di kelilingi oleh menara yang menjulang tinggi, menampakkan sedikit warna jingganya namun tak menghilangkan pesonanya, seperti sang putri yang malu ketika dilihat banyak manusia, maka seperti itulah senja disana.
Ibarat senja, masjid raya ini memiliki kisah yang kelam dan mengharukan namun diakhiri dengan sebuah keindahan yang selalu didambakan. Sungguh kisah dari mesjid raya ini merupakan momen magis yang mencerminkan banyak makna dalam kehidupan kita, selain menjadi perubahan tempat yang indah, dengannya aku dan tentunya kita dapat menghargai keindahan alam, merenungkan hidup dan merangkul kesempatan baru yang menanti disetiap harinya.
Paduan warna senja yang berupa gelap dan terang terlihat begitu eksotis. Simbol darinya diibaratkan sebagai sisi kebaikan dan keburukan dalam kehidupan. Hal inilah yang mengajarkan padaku bagaimana bukan hanya tempat, namun seseorang juga pasti memiliki sisi baik dan buruknya, tinggal bagaimana cara kita memandang dan bersikap padanya. Tak luput dari itu senja pun menampilkan keindahan yang begitu luar biasa tanpa menyuarakannya, namun sejatinya banyak orang yang terpesona dan mengakui keindahanya. Sebagaimana masjid raya ini yang tanpa bersura pun orang yang memandangnya akan mengakui keindahan didalamnya, biarkan orang lain menilai sampai paham bagaimana sesuatu itu memiliki karakter dan keindahan masing-masing.
Sisi syahdu dari senja yakni mengikhlaskan, mengikhlaskan siang untuk hadirnya malam, seperti mengikhlaskan peristiwa lalu untuk masa sekarang. Belajar dari peristiwa yang pernah ada, kita dapat menjaga dan tentunya lebih waspada terhadap gejala gejala yang ada. Dengan tak lupa berdo’a untuk senantiasa dalam lindungan-Nya, semoga kita semua selalu dalam pengawasan-Nya. Dengan menjadikan pelajaran dari setiap perjalanan yang pernah kita lakukan, dalam setiap perjalanan manusia pasti ada yang harus dihadirkan dan ada yang harus diikhlaskan, karena tidak semuanya abadi, penderitaan dan kebahagiaan pun tidak selamanya kita alami, semua memiliki porsi dan bagian masing-masing sehingga meski perjalanan hidup ini terasa berat yakinlah semua akan digantikan dengan sesuatu yang jauh lebih indah.
Pertolongan Allah selalu datang untuk orang orang yang berserah diri, menghadirkan Allah disetiap perjalannya dan senantiasa berjuang di setiap waktunya. Tak hanya siang dan malam yang dapat di rubah-Nya, semudah membolak-balikkan tangan, hati manusia pun dapat di lakukan-Nya. Yakinlah ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kamu jalani, yang akan membuatmu terpana hingga dirimu lupa betapa pedihnya rasa sakit.