Oleh: Efra Nida Ul Haq
Sejarah pergerakan mahasiswa dimulai dari ketika lahirnya kebangkitan nasional pada 1908, yang kala itu berdiri Budi Oetomo, Boedi Oetomo adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern, bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Pergerakan mahasiswa tidak hanya berhenti sampai Budi Oetomo saja, tetapi pergerakan mahasiswa juga turut serta meruntuhkan rezim orde baru yang otoriter kala itu. Hingga kini mahasiswa turut andil dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Muhammadiyah sebagai salah satu persyarikatan terbesar di Indonesia turut hadir ditengah-tengah masyarakat melalui berbagai organisasi otonom dibawahnya maupun amal usahanya. Salah satu organisasi otonom Muhammadiyah adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau yang sering disebut IMM. IMM lahir bukan untuk kepentingan muhammadiyah semata tetapi juga untuk membantu kepentingan umat manusia, IMM hadir untuk turut serta membangun peradaban bangsa Indonesia serta sumbangsihnya dalam bebagai problematika negara. IMM berdiri gagah dengan tri kompetensinya yaitu intelektualitas, religiusitas dan humanitas. Salah satu tri kompetensi dasar IMM adalah intelektualitas, yang sering kali dihubungkan dengan kecerdasan, wawasan dan pendidikan.
Dalam hal pendidikan IMM sudah sepantasnya menjadi pelopor majunya pendidikan di Indonesia, tidak hanya menjadi penggerak. Peran IMM dalam pendidikan dapat menjadi wacana gerakan sosial yang mestinya disukseskan bersama, mengingat berbagai problematika pendidikan yang masih menyelimuti dunia pendidikan di Indonesia, mulai dari permasalahan karakter, permasalahan pendidik, maupun sulitnya akses pendidikan di daerah terpencil.
Peranan IMM dalam Bidang Pendidikan
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batir dan karakter), pikiran, serta tubuh anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada kecerdasan otak anak saja tetapi juga kecerdasan emosinya serta pertumbuhannya.
Pendidikan memiliki posisi yang sangat krusial dimana nantinya tampuk kepemimpinan akan mengalami regenerasi. Relevansi pendidikan dengan IMM adalah bahwa IMM memiliki tri kompetensi dasar (intelektualitas, religiusitas, dan humanitas) dan trilogi (keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan) yang dapat dipahami bahwa IMM berusaha menciptakan kader-kader atau sumber daya manusia yang handal dan unggul dalam akademis. IMM telah berdiri selama 59 tahun, selama itu pula IMM telah menyaksikan banyak dinamika yang terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan.
Permasalahan pendidikan salah satunya adalah karakter anak yang mengalami kemunduran. Bobroknya karakter anak tak ubahnya seperti benang kusut, berbagai cara terus dilakukan agar karakter generasi penerus bangsa tidak rusak, mulai dari penanaman nilai-nilai pancasila dan lain-lain. Banyak faktor yang mempengaruhi bobroknya karakter anak diantaranya, lingkungan, teknologi maupun pergaulan. Dalam konteks pendidikan di sekolah, pendekatan psikologi penanaman pendidikan karakter di sekolah didukung dengan adanya aktifitas-aktifitas positif yang akan membangun nilai-nilai karakter serta moral yang baik pada peserta didik dengan pemberian strategi pembelajaran tertentu seperti membangun hubungan dan interaksi yang baik di dalam kelas baik dengan teman-temannya maupun dengan guru, dimana hubungan sosial ini lah yang begitu mempengaruhi dalam hal penanaman nilai moral di lingkungan kelas.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dapat hadir didalam proses pendidikan karakter ini, contoh cara yang dapat dilakukan yaitu mengadakan kelas khusus diluar pendidikan formal yang didalamnya disisipi penanaman karakter melalui cerita ataupun bermain seni peran, IMM menjadi role model bagi anak-anak, menciptakan program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidkan serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Kemudian untuk internal IMM sendiri dapat dilakukan dengan meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan kualitas keterampilan hidup guna membantu mempersiapkan para kader menghadapi dunia luar serta memfasilitasi diskusi dan dialog, dan melakukan kerja sama dengan pemerintah, sekolah, dan organisasi lain. IMM juga dapat meningkatkan peluang pendidikan untuk masyarakat yang berada di daerah terpencil dan daerah pedesaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung pendirian sekolah baru di daerah-daerah tersebut dan menciptakan program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Pendidikan sudah seharusnya tidak terfokus dalam menciptakan anak yang pintar tetapi juga menciptakan anak yang pintar dan berkarakter berbudi luhur.
Kesimpulan
Pendidikan adalah proses sadar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari segi kecerdasan, karakter ataupun kemampuannya dalam bersosial. Maka dari pada itu, kurikulum yang telah diberlakukan di Indonesia perlu ada perbaikan, dan perbaikan tersebut bisa didapatkan dari organisasi pergerakan mahasiswa seperti IMM. Karenannya, IMM harus dapat memperbaiki kurikulum di Indonesia dengan mengintegrasikan kompetensi dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang berkontribusi secara positif bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kurikulum yang memberi daya tarik kepada siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. IMM juga dapat memperbaiki kurikulum di Indonesia dengan meningkatkan keterampilan teknologi siswa dan memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Audya, Nur Prita. Kompasiana. 2023. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 2023, 03 Juli. 21:03. https://www.kompasiana.com/pritaudya10/6411e56708a8b51fd41a9422/peningkatan-kualitas-pendidikan-melalui-ikatan-mahasiswa-muhammadiyah?page=2&page_images=1
Yati, Rabi. 2021. Permasalahan Krisis Pendidikan Karakter Pada Siswa Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan. Jurnal P.IPS Universitas Lambung Mangkurat. Hal. 4.