Oleh: Normentari Kusumaningrum (Kader IMM A.R Fachruddin)
Semua cerita berawal dari sebelah kiri, begitulah slogan cafe tersebut. Cafe ini baru di daerah dekat rumah mereka. Bunga memesan caramel machiato favoritnya, sedang Biru entahlah dia memesan apa, bicaranya terlalu lirih. Sembari menunggu pesanan datang, Bunga mencoba memecah kesunyian.
“Semalam saya memimpikanmu” kata Bunga kepada Biru.
“Lagi?” jawab Biru heran.
Bunga hanya mengangkat bahunya. Karena ia juga tak tau mengapa.
“Mimpi apa kau” tanya Biru.
“Saya bermimpi kita bertemu setelah lama tak berjumpa. Saya berusaha bersikap baik-baik saja dan mencoba akrab denganmu. Tapi anehnya kamu bersikap seperti biasanya, seperti kita tak memiliki masalah apapun. Padahal mati-matian saya berusaha melupakan apa yang terjadi dimasa lalu kita.”
Bunga dengan sedih menceritakan mimpinya.
“Memang seharusnya dilupakan, Bunga. Jangan jadikan masa lalu sebagai alasanmu untuk tidak baik-baik saja di masa depan. Kau harus bahagia! Dengan begitu saya bisa menemuimu tanpa rasa bersalah.”
“Baiklah, kalau itu yang kamu harapkan. Saya harap kita bisa benar-benar bertemu lagi di masa depan. Saya akan bahagia, Biru. Saya akan bahagia! Dan kamu bisa menemui saya lagi.” Bunga menjawab dengan tekadnya.
Bunga terbangun dari tidurnya. Ternyata ia bermimpi dalam mimpinya mereka.