Kategori: PUISI

  • ” PEREMPUAN “

    ” PEREMPUAN “

    Oleh : Rizky Ramadhanti (Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM A.R. Fachruddin 2023-2024)

    Engkaulah mahkota ciptaan Sang Khalik

    Lembut namun kuat menjadi pelindung

    Bagai mutiara terselip di balik kelopak

    Memancarkan cahaya penuh pesona cemerlang

    Anugerah kasih laksana bunga merekah

    Mengharumkan aroma kehidupan

    Menjadi pelita keluarga yang teduh

    Menuntun ke jalan pemeliharaan

    Tanganmu terampil menyulam masa depan

    Merajut kisah penuh warna kehidupan

    Bagai penenun dengan serat kebahagiaan

    Menganyam kerlip harapan di setiap sudutan

    Kasih dan sabarmu tiada bertepi

    Membimbing kami dalam suka dan duka

    Memberi kekuatan bagai samudra tak bertepi

    Menyirami ladang jiwa dengan cintamu yang sejuk

    Wahai perempuan, engkau ratu sejati

    Maharani semesta di setiap zaman

    Putri kemilau mentari pagi

    Penyulut bara semangat persahabatan

  • Heart Notes

    Heart Notes

    By : Wulan Widyastuti (Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi PK IMM A.R. Fachruddin 2023-2024)

    something feels empty

    As the ceiling gets older

    Something felt different

    When the Rain Stops between the mega

    Alone and lonely, I want tp run

    Searching for dreams that never go away

    Or should I just stand here

    Spelling the dying rainbow verse

    At the end of the day…

    When the dusk passes and goes

    When this heart stops singing

    I want you back

    Here, once again…!!!

  • Angklung

    Angklung

    Oleh : Wulan Widyastuti (Kader IMM A.R. Fachruddin)

    Klung… Klung… Klung…
    Hentakan jiwa raga
    Menyatu dengan alam semesta
    Alunan warisan bangsa

    Bergetar jemari tangan
    Menghentakkan suara lantunan
    Dirundung rawan di tepi jalan
    Menggoyangkanmu suatu kebanggaan

    Klung… Klung… Klung…
    Melestarikanmu
    Mengakuimu
    Menjagamu

    Gemerlap rasa mendung
    Dengungan di dalam renung
    Bermenung menyadar untung
    Terdengar suara angklung

  • Penjajah Kemerdekaan

    Penjajah Kemerdekaan

    Oleh : Nurul Inayah Tihurua (Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan)

    Merah dan putih meliuk ditiup angin
    Pada tiang-tiang tinggi ia dikekang
    Tertancap pada tanah surga yang dingin
    Bertahun-tahun berlalu, namun ia tak pernah senggang

    Garuda yang perkasa, tak pernah berkuasa
    Menoleh kanan tanpa mengerti masa depan
    Sayapnya mengembang, tapi tak mampu untuk terbang
    Perutnya bahkan dipenuhi simbol yang tak bisa membuat kenyang

    Kemerdekaan ini sungguh menggembirakan
    Didasari dengan lima niat baik para pahlawan
    Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan
    Indonesia kemudian dipeluk utuh dengan satu kata

    Jauh sebelum minyak diperebutkan
    Jauh sebelum kursi kosong jadi incaran
    Jauh sebelum tangisan minor diabaikan
    Negeri ini pernah diperjuangkan mati-matian

    Namun kini, merdeka kembali menjadi mimpi indah
    Seperti sulit untuk diraih, idealisme sering kali dijual-beli.
    Orang-orang berdasi menginjak sawah dan merampas padi
    Seakan tak punya apapun untuk dimakan esok hari

    Penghuni istana menutup telinga rapat-rapat
    Mengunci diri bak dikejar penjahat
    Pagar besi nan tinggi dipasang dengan kawat
    Kemudian mengirimkan prajurit yang bertindak layaknya keparat

    Tanah ini seketika berubah menjadi neraka
    Namun panasnya tidak mampu membakar siluman tikus
    Tanah ini mendadak sesak
    Dipenuhi dengan janji yang berbau busuk

    Tuan, kemerdekaan kami sedang dijajah
    Oleh Si Rakus yang jauh dari sajadah

    *Juara 1 Lomba Cipta Puisi Pekan Seni Mahasiswa UNIMUS

  • Sebuah Suntingan Raja

    Sebuah Suntingan Raja

    Oleh : Dwiki Yani Mahendra (Anggota Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan)

    Sebuah suntingan raja
    Dari kehidupan dunia maya
    Seakan aku menjadi pendengar yang tertindas
    Dari sebuah harapan pimpinan yang malas

    Sebuah suntingan raja
    Dari kehidupan dunia maya
    Terlihat dirimu bungah
    Tanpa sadar dirimu telah hilang bentuk dan tak terarah

    Maumu mulutmu terus bicara sangar
    Tapi tuli kupingmu tak bersua untuk mendengar
    Pion mu yang tak terurus
    Seakan kami semakin merasa bebas bergerak terus

    Bebas karena bisa berbaring di mana-mana
    Bebas karena bisa bangun dan melihat cerahnya sang surya

    Surya yang menyinari di balik gedung-gedung tinggi
    Di balik gedung-gedung tinggi tempat kami untuk bermimpi
    Mimpi untuk mandi dengan tenang
    Padahal kami bisa mandi kapan saja tanpa memikirkan arti sebuah kekeringan
    Sebab sungai itu milik kami
    Dan kami bisa cuci badan dengan limbah-limbah industri

    Limbah selayaknya bunga yang tak kau kehendaki tumbuh
    Sebab kau bangun rumah dan kau rampas semua tanah

    Tanah untuk bisa tidur dengan nyaman
    Karena kita bisa tidur di bawah langit yang menawan
    Ingat, kota indah ini milik kita kawan
    Kecuali gedung tembok beratap kura-kura dan pagar besi itu jangan!

    *Juara 2 lomba cipta puisi Pekan Seni Mahasiswa UNIMUS

  • Laki-Laki

    Laki-Laki

    Oleh : Dwiki Yani M (Anggota Bidang RPK)

    Sayangi mereka
    Cintai mereka
    Perhatianlah ke mereka
    Mengertilah terhadap mereka
    Mereka tidak akan pernah meminta itu tetapi mereka menginginkan itu.
    Jangan hanya menuntut untuk selalu dicintai, disayangi, diberi perhatian, kalau kamu tidak seperti itu.

    Lelaki,
    Mereka tidak pernah merasa kesepian, maka dari itu jangan pernah cuek kepada mereka.
    Mereka makhluk dengan gengsi lebih tinggi dibanding perempuan, maka dari itu mengalahlah.
    Mereka yang sebenarnya makhluk paling tidak peka, maka dari itu komunikasikanlah dengan baik.
    Mereka tidak pernah mau meminta, maka dari itu peka lah terhadap gerak-gerik nya.
    Mereka memiliki komunikasi kurang baik, maka dari itu sering-seringlah bertanya di waktu luang.
    Mereka menginginkan perhatian lebih, maka dari itu perhatikanlah mereka.

    Lelaki,
    Jangan pernah membentak mereka karena akan mengurangi harga dirinya.
    Jangan pernah menyindir mereka yang tujuannya membuat mereka peka dan berubah, karena akan mempengaruhi rasa malas terhadapmu.
    Jadilah rumah yang memberi kenyamanan bagi mereka, sebab itu lebih dari orang terdekat yang kita cintai dan kita butuhkan.
    Dan rumah ini merupakan sebuah perasaan.

  • Di antara Dua Mata

    Di antara Dua Mata

    Oleh: Chikmatun Ch (Sekretaris Bidang RPK)

    Malam ini pada seputar waktu
    Pada masa yang enggan berubah
    Pada waktu yang sulit mengalah
    Aku meringkuk pilu.

    Di bawah naungan cermin layar
    Memancar kekuatan yang rusak suatu saat.
    Andai dapat kupilih
    Andai ini benar-benar nyata.

    Aku tersiksa
    Setiap mata ini menatap
    Dua bentuk kuasamu
    Dua bentuk keindahanmu.

    Di latar matanya kutemukan sesuatu yang tak dapat kuterjemahkan.

    Wahai,
    Aku terpasung
    Aku merasa menduakan Tuhan
    Jadi, apa ini?

    Aku bahkan tak tahu
    Apakah ini benar benar ada?
    Apakah ini benar-benar rasa?

    Ah, aku rindu di antara dua mata… Kalian

  • Serah Penuh Harap

    Serah Penuh Harap

    Oleh: Nurul Inayah Tihurua (Ketua Bidang RPK)

    Tenang
    Akan reda tetes-tetes air itu
    Kau hanya perlu sedikit bersabar
    Menanti matahari mengusir dingin.

    Hening antara aku dan kamu
    Hanya karena rasa takut yang lebih besar
    Aku menunggu, sedang kau tak berani
    Di ruang ini, kita terdiam.

    Kemudian bergelut dengan pikiran
    Mengobrol bersama segala kemungkinan
    Menerka datangnya keramaian
    Yang kemudian menjelma keakraban.

    Sampai kau beranjak
    Aku tetap tenang tak berkutik
    Lalu kau membalik tubuhmu
    Mengucap salam yang kuanggap cinta.

  • Biodata

    Biodata

    Oleh : Nurul Inayah Tihurua

    Aku adalah pengecut, lelaki yang tak pernah berani mendekati lawan jenis
    Aku adalah manusia yang selalu mengangguk walau aku tahu seharusnya tidak
    Aku punya segumpal daging bersih yang tak pernah kudengarkan perintahnya
    Aku hanya mengandalkan isi kepala yang justru terbatas.

    Pagiku selalu tentang ketakutan menjalani hari
    Siangku adalah kekhawatiran hidup di dalam gelap
    Dan malamku tak jauh dari langit-langit kamar yang sama pendeknya dengan mimpiku.

    Ruanganku berisi hujan, air yang terus menetes walau bukan dari langit
    Petirnya datang dari luar pintu, menyambar terus menerus
    Silau kilatannya lagi-lagi hadir dengan banyak tuntutan ini dan itu
    Sedang aku, menikmatinya dalam selimut tipis yang tembus dengar dan pandang.

    Aku hanya seonggok tulang berdaging, yang entah kenapa diberikan nyawa tanpa keberanian
    Apakah aku memang diciptakan sebagai lelaki yang dipermainkan semesta?
    Entahlah, yang aku tahu, aku adalah si penakut yang dipaksa naik tahta.

  • Menuju Indah

    Menuju Indah

    Oleh : Misbachu Rozeq (Peserta DAD IMM A.R. Fachruddin 2021)

    Sedikit pertanyaan kita memulai dari pertemanan
    Bertanya setiap hari berkabar keadaan
    Waktu berlalu berubah persahabatan
    Canda, humor, bergantian dilayangkan
    Hingga, sayatan dihatimu selalu kau curahkan
    Adalah titik awal tumbuh perhatian

    Tak terasa dua purnama berlalu
    Mentari pagiku sekarang menjadi kamu
    Hangat siang seperti kasih lakumu
    Indah senja terkalahkan dengan parasmu
    Gelap malam kau sinari dengan gemerlapmu
    Kompak kita berdoa dengan indah
    Penuh harap tak mudah tuk berpisah


    Terima kasih kamu
    Semangat lah mencintaiku