Oleh : Nurul Inayah Tihurua
Aku adalah pengecut, lelaki yang tak pernah berani mendekati lawan jenis
Aku adalah manusia yang selalu mengangguk walau aku tahu seharusnya tidak
Aku punya segumpal daging bersih yang tak pernah kudengarkan perintahnya
Aku hanya mengandalkan isi kepala yang justru terbatas.
Pagiku selalu tentang ketakutan menjalani hari
Siangku adalah kekhawatiran hidup di dalam gelap
Dan malamku tak jauh dari langit-langit kamar yang sama pendeknya dengan mimpiku.
Ruanganku berisi hujan, air yang terus menetes walau bukan dari langit
Petirnya datang dari luar pintu, menyambar terus menerus
Silau kilatannya lagi-lagi hadir dengan banyak tuntutan ini dan itu
Sedang aku, menikmatinya dalam selimut tipis yang tembus dengar dan pandang.
Aku hanya seonggok tulang berdaging, yang entah kenapa diberikan nyawa tanpa keberanian
Apakah aku memang diciptakan sebagai lelaki yang dipermainkan semesta?
Entahlah, yang aku tahu, aku adalah si penakut yang dipaksa naik tahta.