Saat ini cinta sering kali dimaknai dengan sempit, hanya tentang hubungan laki-laki dan perempuan. Bahkan aktualisasi dari rasa cinta yang indah itu tidak sesuai dengan maknanya, cinta yang sering ditemui saat ini justru adalah perasaan yang berujung pada kehancuran, dan sesuatu yang ketika dijalani maka ia penuh dengan kekhawatiran dan rasa was-was.
Continue Reading
Merah dan putih meliuk ditiup angin
Pada tiang-tiang tinggi ia dikekang
Tertancap pada tanah surga yang dingin
Bertahun-tahun berlalu, namun ia tak pernah senggang
Aku adalah pengecut, lelaki yang tak pernah berani mendekati lawan jenis
Aku adalah manusia yang selalu mengangguk walau aku tahu seharusnya tidak
Aku punya segumpal daging bersih yang tak pernah kudengarkan perintahnya
Aku hanya mengandalkan isi kepala yang justru terbatas.
Di sela-sela serat cahaya
Kutatap danau jernih nan riak
Ranting-ranting patah disekitarku masih basah
Bekas hujan yang menyapa siang tadi
Adalah aku, gersang yang pada hujan kumerindu
Bersama kata-kata yang selama ini aku bisukan
Luapan rasa yang selalu berhasil aku bujuk.
Secuil kalimat ini akhirnya kita saksikan kebenarannya, kebenaran bahwa betapa syariat kita mulai terlihat aneh di mata banyak manusia.
Continue Reading
Puisi untuk Ibu “Tinggal”.
Continue Reading