Semarak Milad IMM! Menumbuhkan Budaya Riset Ikatan

BERITA KOMISARIAT

SEMARANG, IMMARFACHRUDDIN.UNIMUS.AC.ID – Dalam rangka menyemarakkan milad IMM ke-57, hari ini Sabtu 13 Maret 2021 Bidang RPK IMM A.R Fachruddin Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) telah menyelenggarakan Workshop Riset dengan tema “Refleksi Milad IMM ke-57 Tahun, Menumbuhkan budaya Riset Ikatan” yang di ketuai oleh IMMawati Niar.

Pada pembukaan Workshop, hadir di dalamnya Bapak Rohmat Suprapto S. Ag, M. SI, pembina IMM UNIMUS yang kemudian membuka acara tersebut. Hadir pula Ibu Muhimmatul Ifadah selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Budaya Asing yang turut menyampaikan sambutan dan nasihatnya. Salah satu poin dari sambutan Ibu Muhimmatul Ifadah adalah “Apapun kegiatannya, jika kita selalu memandang sisi postifnya maka kita akan mendapatkan kebermanfaatan darinya”, ujar beliau sembari menutup sambutannya sebelum akhirnya pamit undur diri.

Rangkaian acara ini terdiri atas tiga bagian materi, materi pertama disampaikan oleh Bapak Muhammad Abdul Halim Sani Sos., M. Kesos dengan tema materi, Metodologi Penelitian. Materi pertama ini dimoderatori oleh IMMAwati Ikmah dari kader IMM A.R Fachruddin 2020, pada materi ini pemantik memaparkan pengertian daripada metodologi penelitian itu sendiri, menurut beliau metodologi penelitian adalah upaya mengilmiahkan sumber-sumber ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. “Dan di antara pendekatan ilmiah maupun non ilmiah, terdapat banyak pertanyaan atau hasrat ingin tahu, yang tujuan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk mengungkapkan kebenaran”, tambah beliau.

Selanjutnya pemantik juga menjelaskan bahwa seorang peneliti sudah seharusnya berpikir menggunakan cara berpikir ilmiah, yaitu bersikap skeptik, analitik, dan kritik. Skeptik berarti selalu bertanya mengenai bukti dan fakta, yang berarti tidak mudah percaya dengan hal-hal yang tidak berdasarkan fakta atau bahkan tidak mempunyai bukti nyata. Analitik adalah selalu menganalisis setiap pertanyaan atau persoalan, dan kritik adalah selalu mendasarkan pikiran atau pendapat pada logika dan mampu menimbang berbagai hal secara objektif tanpa mengabaikan dua poin sebelumnya, skeptik dan analitik.

“Peneliti harus bersifat senetral mungkin”, ujar beliau setelah memaparkan tentang aliran-aliran pendekatan dalam penelitian. Menurut beliau, seorang peneliti juga sebaiknya hidup berdampingan dengan persoalan yang diteliti atau interaktif. Hal tersebut dapat membantu mempermudah proses penelitian, terlebih karena peneliti sudah mengenal dan memahami persoalan tersebut.

Beliau kemudian menutup penyampaian materi dengan memberikan nasihat kepada para peserta mengenai cara mempertahankan ide atau gagasan penelitian, hal ini adalah permasalahan yang seringkali terjadi di kalangan mahasiwa saat melakukan penelitian. “Setelah kalian menentukan ide apa yang akan dipakai pada saat penelitian, pastikan kalian membaca banyak jurnal tentang hal-hal yang berkaitan dengan ide kalian dalam rangka menambah serta memperkuat referensi, selain itu kalian diharapkan mampu menemukan kekosongan-kekosongan dari berbagai jurnal yang sudah kalian baca, dan langkah terakhir adalah melakukan penelitian atau menulis jurnal tentang ide kalian dengan menonjolkan kekosongan-kekosongan yang kalian temukan pada referensi sebelumnya” tambah beliau sambil menutup perjumpaan.

Sesi berikutnya pukul 10.30 WIB dilanjutkan oleh Bapak Eko Yuliyanto, S.Pd.Si,.M.Pd. Beliau berpendapat bahwa dari beberapa program UKM, BEM, HMJ, dll itu terkadang belum objektif, sasarannya belum tepat sesuai di lapangan. Oleh karena itu mahasiswa perlu memiliki softskill dimana disini yang dimaksud adalah kritis. Jadi, tidak hanya pintar, tapi juga harus siap bernegosiasi. Menganalisa program yang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Bapak Eko Yuliyanto, S.Pd.Si,.M.Pd telah memaparkan mengenai ‘Top 10 Skills’ untuk mewujudkan tujuan utama yakni diharapkan para mahasiswa mulai kritis, memahami permasalahan, dan melakukan riset. Beliau juga lebih menekankan bahwa apapun programnya, memahami visi misi itu hal yang sangat penting sehingga tidak akan keluar jalur. Perlu kajian secara detail sehingga diperoleh gambaran yang jelas.

“Oleh karena itu, perlu dilakukannya suatu riset supaya kita mampu melihat kondisi dan permasalahan di lingkup organisasi maupun masyarakat. Kita tidak berangan-angan atau menerka-nerka. Namun. Kita harus menemukan hasilnya. Sebagaimana hasil tersebut bisa dibuat suatu kebijakan atau evaluasi” ujar Pak Eko (13/3)

“Secara garis besar tentang riset, ketika kita membuat program harus based on data, bebas dari prasangka. Jika mengandung muatan personal itu mesti dihindari. Ada ukuran tertentu yg dikuantitatifkan. Harus ada masalah yang ditemukan dan tentu harus disebutkan. Selanjutnya, permasalahan itu bisa disusun dari tingkat prioritas nya. Dalam mendasari proses riset itu ada rangka berpikir yang sistematis. Setelah menjabarkan masalah, melakukan penyempurnaan sementara atau mengumpulkan dugaan sementara. Dilanjutkan dengan menguji kesimpulan sementara dengan membuat survei, sebelum itu harus ada item-item yang dicari untuk mengukur pemahaman tentang riset. Lalu disusunnya instrumen dan disurvei. Kita bisa membacanya kembali. Nah itulah yang akan menjadi kesimpulan dugaan selama ini.” tambah beliau.

Sekaligus menjadi penutup dari perjumpaan, Beliau mengutarakan bahwasanya Hal yang paling penting dalam melakukan riset adalah penyusunan instrumen. Ini perlu kajian tersendiri. Sehingga bisa melakukan praktik secara langsung. Begitulah kurang lebih yang beliau tuturkan sebelum mengucap salam. 

Dua materi sebelumnya sudah tersampaikan bersama pemateri profesional dan selanjutnya materi tiga masih berhubungan dengan materi sebelumnya yaitu membahas mengenai publikasi dan modifikasi sebuah riset dimulai pada pukul 13.00 WIB. Pemateri kali ini tidak kalah dari pemateri sebelumnya, materi tiga ini dibawakan oleh dosen Fakultas Bahasa dan Budaya Asing yaitu Dr. Dodi Mulyadi, S.Pd, M.Pd. dan didampingi oleh moderator dari kader bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat yaitu Aufa Rafika Nur. 

Beliau menyampaikan bahwa jika kita terbiasa membuat sebuah penelitian, maka akan merasa mudah pada waktu mengisi curricululum vitae atau yang sering disebut dengan CV. Artikel yang dipubikasikan ke umum merupakan bukti bahwa kita sudah melakukan penelitian. Sebelum menyampaikan materi beliau merekomendasikan ketika ingin melakukan penelitian kita harus banyak membaca, salah satunya mengunjungi google scholar karena disitu terdapat penelitian-penelitian yang bagus dibaca untuk menambah ide kita. Beliau juga memperlihatkan prestasi nasional maupun internasional yang didapat dari penelitian anak didiknya sekitar angkatan tahun 2012 – 2021 ini. Setelah menyampaikan beberapa masukkan dan motivasi, beliau kemudian memaparkan materi bertema Writing A Research Paper atau Membuat Artikel. Prinsip artikel terdapat yaitu pertama adanya fakta dan data yang nyata, kedua bahasa bersifat formal atau ilmiah, ketiga topik tidak lepas dari refrensi yang ditonjolkan.

Dalam pembuatan penelitian kita harus memperhatikan urutan-urutan penyusunan berupa title, abstract, keyword, introduction, literature review, research method, and discussion. Title atau judul ini dibuat ringkas tetapi menjual dengan padat informasinya. Membuat judul juga bisa mengandung kalimat tanya yang mengundang orang berkeinginan membaca. Setelah menentukan judul kita menuju abstract yang memiliki harapan menggambarkan seluruh bagian dari penelitian yang menarik, mudah dipahami dan dapat menginspirasi pembaca. Isi abstract cukup satu kalimat tidak lebih dari 250 kata. Keywords yang terpenting memperhatikan syarat dalam menulis. Selanjutnya peneliti dalam introduction tidak boleh tiba-tiba melakukan riset melainkan meneruskan turun-temurun dan dikembangkan dengan cara mencari informasi. Kita harus jelas dalam literatue ketika mencari sumber refrensi, mendata penelitian, mengkritik penelitian terdapat kelemahanya, dan runtut agar mudah dibaca. Ketika kita sedang literature review pastikan sesuai dengan topik penelitian, pemilihan jurnal refrensi disarankan standar internasional agar penambahan nilai lebih tinggi dan refrensi yang didapat tidak lebih dari lima tahun dari pembuatan sekarang. Research method harus rinci, jelas, urut dan didiskusikan sebelumnya agar pembaca paham apa yang disampaikan penelitian.

“Mau suka tidak suka harus kita lakukan karena membaca akan mendapatkan contoh untuk mempermudah pembuatan dan tidak usah bingung dengan ucapan dosen” pesan beliau. Pesan dan diskusi tersebut juga sebagai penghujung acara menyemarakkan milad IMM ke-57 yang dilaksanakan secara daring melalui zoom, kegiatan ini kemudian ditutup oleh moderator tepat pukul 14.15 WIB. Dengan adanya Workshop Riset ini peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah dibagikan oleh para pemateri hebat tersebut, dan mampu menjadi kader yang cakap dalam melakukan riset atau penelitian yang tentu akan berperan penting dalam memajukan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *