Penjajah Kemerdekaan

Oleh : Nurul Inayah Tihurua (Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan)

Merah dan putih meliuk ditiup angin
Pada tiang-tiang tinggi ia dikekang
Tertancap pada tanah surga yang dingin
Bertahun-tahun berlalu, namun ia tak pernah senggang

Garuda yang perkasa, tak pernah berkuasa
Menoleh kanan tanpa mengerti masa depan
Sayapnya mengembang, tapi tak mampu untuk terbang
Perutnya bahkan dipenuhi simbol yang tak bisa membuat kenyang

Kemerdekaan ini sungguh menggembirakan
Didasari dengan lima niat baik para pahlawan
Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan
Indonesia kemudian dipeluk utuh dengan satu kata

Jauh sebelum minyak diperebutkan
Jauh sebelum kursi kosong jadi incaran
Jauh sebelum tangisan minor diabaikan
Negeri ini pernah diperjuangkan mati-matian

Namun kini, merdeka kembali menjadi mimpi indah
Seperti sulit untuk diraih, idealisme sering kali dijual-beli.
Orang-orang berdasi menginjak sawah dan merampas padi
Seakan tak punya apapun untuk dimakan esok hari

Penghuni istana menutup telinga rapat-rapat
Mengunci diri bak dikejar penjahat
Pagar besi nan tinggi dipasang dengan kawat
Kemudian mengirimkan prajurit yang bertindak layaknya keparat

Tanah ini seketika berubah menjadi neraka
Namun panasnya tidak mampu membakar siluman tikus
Tanah ini mendadak sesak
Dipenuhi dengan janji yang berbau busuk

Tuan, kemerdekaan kami sedang dijajah
Oleh Si Rakus yang jauh dari sajadah

*Juara 1 Lomba Cipta Puisi Pekan Seni Mahasiswa UNIMUS

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *