Oleh: Lisa Hasti Palupi (Kader Bidang Immawati IMM AR Fachruddin 2022/2023)
Perempuan adalah saudara laki-laki yang diamanahi tanggung jawab dalam kepemimpinan dan keadilan. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan kecuali dalam hal yang sifatnya biologis. Hakikatnya, laki-laki dan perempuan adalah sama yang dijadikan sebagai pemimpin di muka bumi, keduanya akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kesetaraan antara perempuan dan laki-laki tercermin dalam nilai-nilai kemanusiaan dan hak sosial. Seiring berkembangnya zaman, peran perempuan mengalami perubahan.
Di masa lalu, perempuan hanya berperan di lingkup rumah tangga saja, namun masa kini selain sebagai ibu rumah tangga, perempuan dapat berperan menjadi pengacara, guru, pengusaha, politikus, pemberdaya masyarakat, sehingga lingkungan interaksi perempuan menjadi sangat luas. Mereka tidak lagi difungsikan sebagai ibu bagi anak-anaknya, istri bagi suaminya, dan anak bagi orang tuanya, juga difungsikan sebagai mitra kerja di dunia kariernya. Ruang kreativitas perempuan yang awalnya sedikit tertutup menjadi terbuka. Sehingga, perempuan mampu melebarkan sayap untuk mengembangkan potensi sesuai minat dan bakat yang diinginkan, dengan tidak mengorbankan tanggung jawab domestiknya.
Kartini adalah kita perempuan-perempuan masa kini. Sosok R.A Kartini yang telah tiada, tidak menjadikan apa yang diperjuangkannya menjadi mati. Seharusnya, kita yang menyandang gelar Kartini masa kini tidak lagi memelihara stigma buruk masa lalu dan mendorong diri sendiri untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri. Jangan takut untuk bermimpi, jangan menyerah untuk sebuah pencapaian yang belum terealisasi dan jangan ragu untuk berdiri diatas kaki sendiri. Akhir kata, saya ingin mengutip pendapat Bass (1990) dan Klenke (1996) yang menyatakan bahwa “Perempuan untuk tampil sebagai pemimpin diibaratkan sebagai fenomena atap kaca atau gelas ceiling yaitu adanya hambatan yang seolah-olah tidak terlihat, tembus pandang, tetapi dalam kenyataannya merintangi akses perempuan dalam kaum minoritas lain dalam menuju kepemimpinan puncak.” (Retno Meilanie).
Untuk semua perempuan di luar sana, tetaplah semangat dalam menapak jejak menuju impian. Layaknya semangat Kartini yang membuahkan hasil di masa kini, tetaplah berani melanjutkan perjuangan yang sudah dimulai agar tidak mengkhianati segala bentuk pengorbanan, waktu, kesempatan dan usaha yang telah dilalui.
Daftar pustaka: https://sg.docworkspace.com/l/sIFDmuMGrAa-CgKIG?sa=00&st=0t
https://bemu.umm.ac.id/id/berita/kartini-masa-kini-mendobrak-stigma-perempuan-sebagai-strata-kedua-di-bumi-pertiwi.html
https://www.its.ac.id/news/2021/04/23/tumbuhkan-semangat-untuk-menjadi-kartini-masa-kini/