MEMBANGUN UMAT DARI MASJID

ESSAY KARYA KADER

Oleh : Wahyu Firatul Janah (Bidang RPK IMM AR Fachruddin 2022/2023)

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) menegakkan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”

Pertanyaannya,                              

Sudahkah kita termasuk salah satu dari ciri-ciri di atas?

Apakah kita salah satu dari orang-orang yang beriman tersebut?

Tidak di pungkiri, semakin meningkatnya jumlah umat islam di Indonesia juga di ikuti dengan banyaknya pendirian masjid dan mushola yang dilakukan oleh para orang-orang dermawan ataupun dari organisasi islam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022 saja, melalui SIMAS (Sistem Informasi Masjid) oleh Kemenag tercatat telah berdiri 242.832 masjid dan 269.076 mushola yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa tidak ada kesulitan bagi umat islam untuk beribadah sehingga tidak ada alasan bagi umat islam untuk tidak ikut andil dalam membangun bangsa. Namun pertanyaannya sekali lagi, sudahkah kita menjadikan masjid dan mushola tersebut sebagai tempat untuk membangun umat peradaban?, sudahkah kita ikut berkontribusi menjadikan masjid dan mushola tersebut sebagai wadah penggerak kebangkitan umat islam?

Jika kita melihat dari segi kuantitas, tidak diragukan lagi begitu besar dan pesatnya pertumbuhan infranstruktur fisik dari masjid dan musholla di Indonesia. Namun jika kita menelisik lebih dalam lagi, apakah pertumbuhan kualitas umat islam sama pesatnya dengan kuantitas dari tempat ibadahnya?, apakah masjid hanya untuk didatangi 5 waktu sekali dengan setiap durasi yang tidak lebih dari 15 menit dalam sehari?. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari awal tulisan ini dibaca, namun inilah fakta adanya. Terkadang manusia berlomba-lomba memperbanyak kuantitas, namun lupa tidak diiringi dengan esensi dari kualitas.

Berbicara mengenai membangun umat dari masjid, mengapa kita tidak berkiblat kepada Rasulullah SAW, bagaimana cara beliau membangun masjid sehingga menjadi center dakwah dan pergerakan umat pada kala itu. Karena tidak diragukan lagi bahwasanya antara Islam, Muslim dan Masjid adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana Rasulullah menjadikan masjid sebagai tempat untuk membangun umat islam dengan kualitas iman yang baik perlu kita aplikasikan pada zaman sekarang. Dimasa Rasulullah, masjid bukan hanya sebagai tempat untuk sholat dan kajian saja, namun hampir semua pergerakan umat islam di awali dari masjid tersebut. Ketika akan perang, maka Rasulullah akan mengumpulkan para tentara muslim di masjid untuk bermusyawarah mengenai strategi perang. Masjid juga menjadi pusat pendidikan pada saat itu, baik untuk belajar Al-Qur’an maupun berdiskusi mengenai banyak hal. Oleh karena itu, jelas saja jika pembangunan umat islam terbentuk dari masjid, pada saat itu.

Namun bagaimana dengan masa sekarang, banyak dari kita melihat masjid hanyalah sebuah bangunan untuk sholat dan kajian rutinan. Seakan-akan hanya itu saja fungsi dari masjid, tidak ada yang lain. Jika mindset kita mengenai fungsi masjid selalu hanya tentang itu saja, lalu dari mana implementasi dari judul tulisan kita yakni membangun umat dari masjid akan terbentuk?. Hal lumrah yang terjadi dimasjid-masjid yang ada di desa khususnya, dari takmir masjid akan menutup dan mengunci masjid setelah tidak ada aktivitas dari penduduk desa, seolah-olah yang hanya boleh mempergunakan masjid hanyalah penduduk didesa tersebut.

Lalu hal apa yang dapat dilakukan agar masjid kembali menjadi tempat yang digunakan untuk membangun umat pada zaman sekarang?. Yang pertama, coba kita ubah mindset kita mengenai fungsi dari masjid atau mushola itu sendiri. Kita ubah bahwasanya masjid bukan hanya tempat sholat dan kajian, namun lebih dari itu seperti bisa digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau rapat organisasi, bisa digunakan kembali sebagai tempat pengajaran baik ilmu agama maupun ilmu yang lain serta masih banyak lagi. Yang kedua apabila mindset telah diubah, maka kita perlu kumpulkan orang-orang yang telah mempunyai pembaruan mindset tersebut. Bisa berupa pengadaan Remaja Masjid (Remas) dan Takmir untuk membuat management fungsi masjid yang sesuai. Karena sehebat apapun seseorang mempunyai mindset, pembaruan tidak akan terlaksana secara ideal apabila hanya dilakukan sendiri.

Selain poin pertama dan kedua, poin selanjutnya adalah bagaimana cara memulai untuk merealisasikan hasil dari pembaruan mindset yang telah terbentuk. Hal yang bisa dilakukan pertama adalah mengetahui kebutuhan dari masyarakat yang berada disekitar masjid. Misal disekitar masjid terdapat banyak anak kecil, dari remaja masjid dan takmir masjid bisa membuat sebuah wadah pembelajaran Al-Qur’an dimasjid tersebut tanpa memungut biaya sama sekali. Dengan mengetahui kebutuhan yang diperlukan masyarakat sekitar masjid, harapannya dapat menjadi salah satu jalan pembuka untuk membuat masyarakat lebih teratri berkegiatan dimasjid. Sehingga pembangunan umat dari masjid akan terbentuk. Memang tidak serta merta langsung berjalan lancar sesuai rencana, namun jika tidak dimulai maka tidak akan tau hasilnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *