Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik PK IMM A.R. Fachruddin 2023-2024)
SEMARANG, IMMARFACHRUDDIN.AC. – “Buta terburuk adalah buta politik” begitulah sepotong kalimat yang keluar dari seorang penyair nan dermawan dari Jerman Bertolt Brecht . Kasus yang masih sering kita jumpai di kalangan anak muda sampai saat ini tak lain dan tidak bukan yaitu acuh tak acuh terhadap politik seakan politik biarlah berjalan begitu saja, bukan urusan ataupun bagian darinya, ini merupakan kesalahan berpikir yang perlu untuk kita luruskan sehingga kebutaan terhadap politik ini akan terus berkurang lalu kesadaran betapa pentingnya politik bisa terus tumbuh di kalangan anak muda.
Kader muda IMM calon yang akan diproyeksikan sebagai bagian dari generasi Indonesia emas, apalagi di dalam penggalan lirik mars IMM yang berbunyi Pendukung cita-cita luhur negeri indah adil dan makmur. Kita sebagai fasilitator pengkaderan dalam menyadarkan generasi penerus kita akan pentingnya politik dalam bidang ekonomi, pembangunan, hingga kesejahteraan masyarakat. Sehingga peran mahasiswa sebagai agent of change tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan politik yang kita bangun kesadarannya sejak awal.
Stigma yang dihadapi dalam transfer value akan kesadaran betapa pentingnya politik adalah sikap skeptis yang berbicara bahwa semua yang berkaitan dengan politik itu adalah jalan kotor dan penuh dengan kecurangan, itu merupakan logical fallacy dalam jenis menyamaratakan semua hal dan ini membuat seseorang menjadi monoperspektif hal inilah yang mendasari butanya politik di kalangan muda-mudi sekarang.
Rekan-rekan sekalian dengan adanya forum -forum non formal yang dapat kita bangun bukan hanya karena kepentingan tapi berawal dari keresahan yang kita rasakan, sehingga hal ini dapat kita siasati untuk membangun kader-kader yang berkualitas dengan intelektual tinggi, maka dengan membangun forum non formal inilah mereka para kader muda mempunyai kesempatan agar lebih terbuka dalam pemikiran dan berpendapat tanpa ada rasa khawatir, oleh karena itu kita sebagai fasilitator harus bisa menciptakan forum yang aman, nyaman, dan kondusif sehingga integritas yang kita bangun bisa menuai hasil yang maksimal.
Forum yang akan kita prakarsai adalah forum dimana kita sebagai fasilitator memantik nalar kritis kader yang membuat mereka bisa menilai sejauh mana pentingnya politik di kehidupan, sehingga nanti akan muncul gagasan-gagasan dari mereka yang membuat mereka sadar dengan sendirinya betapa pentingnya politik itu sendiri. Forum ini tidak harus dilakukan di tempat-tempat seperti kampus, ruang ber ac, atau bahkan meja bundar tapi forum yang kita ciptakan cukup aman, nyaman, dan kondusif seperti di rumah salah satu fasilitator, di tempat nongkrong, atau bahkan di taman sekalipun forum ini bisa kita Inisiasi, dan aspek paling penting dari memberi ruang aman adalah membuat aliran diskusi yang disitu tidak mendiskreditkan dari latar belakang tertentu dari mahasiswanya. Sebagai contoh mereka yang berlatar wibu, k-popers, rocker, anak motor atau apapun itu gagasan atau kritik yang mereka bawa tidak bisa diremehkan hanya karena latar tersebut. Proses modernisasi pemikiran inilah yang membuat suatu forum menjadi sangat terbuka, keterbukaan ini akan menjadi kunci utama kita dalam menumbuhkan kesadaran politik.