Change of Leadership: Ikatan Mau Dibawa Ke Mana?

KARYA KADER OPINI

Oleh: Andre Hermawan

IMM adalah organisasi yang lahir sebagai wadah pergerakan Mahasiswa Muhammadiyah, dengan ranah gerak dalam konteks tiga nilai ideologis; Intelektualitas, Religiusitas, dan Humanitas, ketiga ideologi tersebut menjadi basic identitas kader IMM yang menunjukan bahwa IMM merupakan organisasi perkaderan, pelopor, pelangsung, serta penyempurna amal usaha Muhammadiyah dalam ikut serta membangun generasi pemimpin di depan kaum muda Muhammadiyah. Maka arah gerak IMM saat ini juga akan menjadi pengaruh besar terhadap masifnya perkaderan yang ada di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Organisasi perkaderan mempunyai peran bagaimana menciptakan kader Ikatan yang mapan secara kapasitas diri, baik sebagai personal maupun organisasinya. Tidak hanya itu, bagaimana IMM mampu menciptakan masyarakat utama melalui sektor akademisi yang ber-akhlak mulia, doktrin kreativitas yang penting ditanamkan agar menjadi kader yang anggun dalam moral, unggul dalam intelektual, juga ilmu amaliyah dan amal ilmiyah harus menjadi living value semua insan cendekia yang bangga menjadi bagian dari kader Ikatan.

IMM Kota Semarang menjadi salah satu wadah bagi kader Ikatan untuk berproses dan mengkader juga menghidupi, agar Ikatan yang sudah terjalin kuat tetap berdiri kokoh meskipun badai menerjang. Pengembalian sebuah organisasi yang tidak hanya bicara pergerakan tentu perlu dilakukan dengan melihat kondisi yang ada pada saat ini. Perkaderan IMM Kota Semarang dirasa masih perlu banyak berbenah menjadikan surutnya pergerakan yang ada di IMM Kota Semarang, maka pentingnya memperbaiki sistem perkaderan diharapkan mampu menciptakan pergerakan yang masif di IMM Kota Semarang.

Perkaderan IMM Kota Semarang dengan jumlah kader Pelatihan Instruktur Dasar (PID) yang terbatas, atau dapat dianggap kurang ideal dalam mengelola delapan belas Pimpinan Komisariat yang ada saat ini tentunya menjadi kendala tersendiri bagi Pimpinan Cabang IMM Kota Semarang (PC IMM Kota Semarang), sehingga perlu diadakannya perbaikan internalisasi baik dalam perkaderan maupun peran PC IMM Kota Semarang sebagai pusat kebijakan dalam menentukan arah perkaderan dan pergerakan dari delapan belas Pimpinan Komisariat yang ada. Maka, sebagai organisasi perkaderan dan pergerakan, strategi yang baik perlu dilakukan dalam menata ranah gerak di Ikatan ini. Mengambil sikap yang terlalu gegabah juga akan menjadi kurang tepat ketika berbicara tentang organisasi kolektif kolegial, di mana peran musyawarah harus dilakukan dalam pengambilan kebijakan/keputusan dan langkah ke depan, tidak terburu-buru atau bahkan pragmatis yang ditakutkan nantinya akan berdampak buruk untuk kedepannya.

Imam Syafii mengungkapkan bahwa, eksistensi manusia bukan dilihat seberapa ia terkenal nya di dunia masa, melainkan dilihat dari Ilmu dan ketaqwaan. Berangkat dari perkataan tersebut saya semakin meyakini dan menginterpretasi bahwa kita yang merupakan bagian dari kader IMM harus benar-benar optimal sebagai insan akademisi dalam suatu proses tholabul ilmi (menuntut ilmu). IMM yang punya peran dalam lingkup pendidikan tentunya harus dapat berpikir jernih dan rasional terkait kebutuhan dan tindakan apa yang harus dilakukan, di mana IMM dituntut untuk dapat menebar kebermanfaatan luas tidak hanya kepentingan pribadi ataupun kelompok, penting bagi kita sebagai kader Ikatan yang berpendidikan dalam menentukan prioritas utama problematika seperti apa yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

Kader Ikatan juga mempunyai peran penting sebagai manusia yang diwajibkan untuk menuntut ilmu, dan tentu kewajiban tersebut harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Aspek Insan (keilmuan dan penalaran realitas), Basyar (bilogis sebagai wujud kebutuhan), Annas (sosial kemasyarakatan), Abdullah (hamba allah) dan Khalifah (kepemimpinan) perlu disinergikan oleh manusia itu sendiri agar menjadi kader yang paripurna baik dalam realitas kehidupan ataupun di mata Allah SWT. Namun, sering kali tidak semua kader Ikatan mempunyai idealis yang kuat terkait berprinsip, sehingga perlu adanya penguatan ideologi kembali terkait peranan kita sebagai kader Ikatan, agar tidak terombang-ambing dalam melangkah dan dapat menentukan arah gerak atau pilihan mana yang sesuai hati. Sehingga, apa yang kita pilih dalam menentukan arah gerak tidak hanya melihat peluang, namun melihat kondisi yang ada dan atas kajian yang sudah teruji. Mana prioritas yang harus terselesaikan dan mana yang harus mengantri untuk terselesaikan.

Aspek-aspek itulah yang perlu dipikirkan dengan matang dan dikhayati dengan baik oleh seluruh kader. Jangan sampai semboyan kader mengikuti organisasi IMM hanya sebatas ritual dan mengisi kekosongan semata, alhasil tidak ada pencapaian yang optimal baik untuk pribadinya maupun organisasinya. Narasi yang dibangun untuk menggambarkan visi utama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa. Hal ini memang sangat tepat dibangun menjadi doktrin di kalangan kader muda persyarikatan sehingga akan menimbulkan kebanggaan dan motivasi tersendiri dalam nafas perjuangan pergerakan IMM. Melalui beberapa tahapan narasi tersebut dapat dimanifestasikan menjadi pola gerakan yang progresif dan pola perkaderan yang berkemajuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *