Pamit
Kali ini beriringan angin hening aku sampaikan.
Jika kata kata ku semakin menua.
Tak mampu lagi mendaki gunung kata kata.
Ranting ranting semakin rapuh.
Penyakitnya yang mulai kambuh.
Continue ReadingKali ini beriringan angin hening aku sampaikan.
Jika kata kata ku semakin menua.
Tak mampu lagi mendaki gunung kata kata.
Ranting ranting semakin rapuh.
Penyakitnya yang mulai kambuh.
Continue ReadingHamparan Semesta Lengkap Dengan Isinya
Orbit-Orbit Terlihat Saling Bercengkrama
Layaknya Cendekiawan Pejuang Dari Bangsa
Tak Kuasa Tatap Mulai Terpandang
Continue ReadingHari ini nampak tak seperti biasanya
Langit nampak gelap sebelum waktunya
Angin menghembuskan udara dingin tak biasa
Menandakan semua sedang tidak baik-baik saja
Continue ReadingMeski waktuku berlalu panjang
Terlalup dalam kegelapan
Meskipun terdapat secercah harapan
Terlihat sulit untuk digenggam
Hidup adalah anugerah terindah
Yang Tuhan berikan kepada kita
Walaupun terkadang sedih, bahagia, susah ataupun senang
Tetapi itulah hidup
Praktek patriarki masih eksis
Wanita menjadi aib
Mereka hanya mampu menangis
Duduk terjerembab
Mulai dari dikubur hidup-hidup, sampai teman hidung belang saat malam petang
Darah yang mengalir tahta kesultanan
Tak membuat ia cinta dunia
Sukmanya mengalir cita pendahulunya
Sultan sekaligus wali
Suara nyanyiannya yang merawankan dan merindukan hati
Masih terngiang-ngiang jelas dalam memori
Berdua keliling kota perwira penuh tawa
Sayang benar walaupun tak bisa kuungkapkan
Hari itu, mungkin adalah masa terbaikmu
Kamu dengan semua yang kamu dapatkan
Kamu dengan segala pencapaianmu
Berdiri dengan angkuh di hadapanku
Sepanjang hari langit mendung mengurung
Pikiran berputar mengingat perubahan waktu
Membayangkan masa lalu yang tidak akan kembali
Kesedihan, kebahagiaan, seakan memotivasi dalam hari-hari