Kategori: ESSAY

  • Kedzaliman Rektorat dalam Penyelewengan Kekuasaan kepada Mahasiswa Proletar

    Kedzaliman Rektorat dalam Penyelewengan Kekuasaan kepada Mahasiswa Proletar

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM Ar-Fachruddin 2023/2024)

    Sebagai pemegang jabatan tertinggi di suatu Universitas sudah menjadi keharusan bahwa kepentingan mahasiswa adalah pioritas bagi kebijakan rektorat unimus, pada Rabu, 27/03/2024 kami dari PK IMM Ar-Fachruddin menggelar acara di sebuah resto caffe bernama Arunnika yang manajemennya masih terhubung dengan rektorat Unimus. Kami sudah sepakat dengan pihak terkait bahwasannya tempat VVIP yang telah kami reservasi jauh sebelum hari pelaksanaan dapat kita gunakan, akan tetapi hal diluar dugaan tiba-tiba menghampiri kami tempat yang seharusnya sudah dipersiapkan untuk acara malah dijadikan gudang sementara oleh pihak rektorat, kami pun dipaksa untuk pindah tempat padahal acara seharusnya dimulai 1 jam kedepan dengan dalih bahwa barang yang ada disitu tidak bisa dipindahkan dalam kurun waktu satu hari.

    Yang menjadi titik permasalahan adalah pihak rektorat dengan sewenang-wenang menggunakan hak otoritasnya untuk mengedepankan kepentingan Unimus daripada kepentingan mahasiswanya padahal ruangan tersebut memang difungsikan sebagai ruang pertemuan tertutup bukan tempat penyimpanan barang.

    Bagaimana bisa kekuasaan yang seharusnya digunakan untuk kebijakan dan mengutamakan kenyamanan baik itu mahsiswa maupun akademisi malah dengan sengaja menutup ruang-ruang diskusi untuk mahasiswa, lebih parahnya lagi ruang tersebut sudah kami reservasi namun tidak digubris dan tak ada sikap tanggung jawab. Hal ini mengingatkan pada salah satu model kepemimpinan di tahun krisis moneter yang mana feodalisme menjadi dasar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, kami sebagai mahasiswa atau bisa dibilang rakyat proletar kampus merasa adanya perbedaan yang sangat nyata dimana mereka yang terhubung oleh pihak rektorat seakan mempunyai kewenangan yang bisa digunakan secara sepihak, sedangkan kami para rakyat harus memohon-mohon bahkan sering dipersulit dalam birokrasi. Belum lagi ketika kita dipersekusi karena adanya suatu kesalahan yang bila diliat dari berbagai sudut pandang tentu itu bukan murni kesalahan satu pihak melainkan ada campur tangan dari pihak kampus entah itu mempersulit perizinan, pencairan dana, bahkan untuk menggunakan fasilitas terkadang dibatalkan karena bersinggungan dengan pihak kampus.

    Seharusnya pihak rektorat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mampu bersikap lebih bijak terhadap rakyatnya dalam konteks ini adalah mahasiswa unimus, dan perlu diingat kami adalah ortom anak dari Muhammadiyah itu sendiri yang seharusnya AUM dan Ortom saling bersinergi dalam mendukung kepentingan masing-masing. Dalam situasi tertentu AUM adalah pihak pendukung dari program kebijakan yang dicetuskan oleh Ortom, dengan demikian Ortom pun menjadi suksesi dari kemajuan AUM itu sendiri. Jika dukungan kecil seperti ini tidak mampu diberikan bukankah akan menjadi aib bagi persyarikatan.

    Kami harap fenomena ini dapat menjadi perhatian bagi pemegang kekuasaan kampus untuk tidak sewenang-wenang dalam menggunakan otoritasnya, lebih mengedepankan kepentingan mahasiswa dan lebih bijak dalam menggunakan fasilitas sesuai dengan fungsinya, dan perlu diingat bahwa ini bukanlah niat buruk untuk menjatuhkan tapi sebagai kritik dan saran dari kami mahasiswa dan Ortom kepada AUM atau pihak kampus untuk kemajuan Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Akhir kata IMM JAYA!!!

  • Waktu Menuntut IMM untuk Membuka Jalan Kolaborasi Politik

    Waktu Menuntut IMM untuk Membuka Jalan Kolaborasi Politik

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM Ar-Fachruddin 2023/2024)

    Pada acara Pengenalan Politik Mahasiswa (PPM) yang diselenggarakan oleh Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik PK IMM Ar-Fachruddin pada Rabu, 27 Maret 2024, kami memiliki kesempatan berharga untuk berbagi pengetahuan dan memperluas jaringan dengan berbagai Organisasi Mahasiswa. Acara ini juga memungkinkan kami bertemu dengan Muhammad Dinar Ramadhan, seorang kader diaspora yang sukses dalam berorganisasi di lingkungan kampus. Beliau, pernah menjabat sebagai Ketua Umum IMM Cabang Kota Semarang pada tahun 2019, berbagi pandangannya tentang sejarah partai politik mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Semarang. Beliau mengatakan bahwa, “keberadaan partai politik mahasiswa bukan hal baru, namun sering kali hanya digunakan sebagai alat politik dan akhirnya tergerus oleh perubahan zaman.”

    Saat ini, kita tidak boleh terkejut dengan wacana mengenai sistem partai politik di kalangan mahasiswa, karena ini bukanlah hal baru dan telah direncanakan sejak lama. Namun, baru-baru ini, wacana tersebut semakin nyata dan menimbulkan berbagai reaksi, termasuk yang menganggapnya sebagai ancaman.

    Sebagai organisasi pergerakan dan pengkaderan, IMM harus siap menghadapi kondisi yang mengharuskan berpartisipasi dalam sistem partai politik. Perlawanan hanya dengan identitas tidaklah cukup untuk memenangkan kompetisi. Kita perlu berkolaborasi, membentuk koalisi, dan menetapkan visi-misi untuk memantapkan langkah menuju IMM yang lebih fleksibel.

    Kita menyadari bahwa selama ini IMM fokus pada integritas, humanitas, dan intelektualitas, namun satu hal terlupakan yaitu kepedulian terhadap politik yang ternyata sangat berpengaruh terhadap masa depan IMM. Banyak kader yang terpinggirkan karena kurangnya dukungan dan konsistensi dari IMM. Kader-kader yang sudah berkiprah di eksekutif atau legislatif sering kali tersisihkan karena keegoisan, pragmatisme, dan apatis. Hal ini menyebabkan polarisasi yang berkelanjutan dan mematikan semangat politik di kalangan kader yang memiliki minat dan bakat di bidang politik.

    Oleh karena itu, IMM harus menjadi lebih fleksibel dan tidak hanya terpaku pada urusan ideologisasi saja. Divisi yang terjun dan fokus pada urusan eksternal harus didukung sepenuhnya oleh komisariat dan koordinator komisariat.

    Ghivari Arfanandi, GUBMA FEB periode 2022/2023, dalam acara PPM kemarin, menyatakan bahwa “IMM perlu mengambil peran yang lebih aktif dalam politik kampus untuk memperkaya warna demokrasi. Saat ini, demokrasi seharusnya melibatkan berbagai pihak tanpa terpaku pada satu gerakan tertentu, namun kondisi IMM saat ini masih dianggap kurang memadai sebagai pesaing karena kurangnya persiapan dan kesiapan dalam reformasi sistem partai politik mahasiswa yang pernah ada. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap politik yang sering dianggap kotor.”

    Fleksibilitas ini akan membantu IMM memberikan warna baru dalam sistem perpolitikan kampus dan menghadapi sistem partai politik dengan lebih siap.

    Muhammad Surya Setiawan, selaku Ketua Umum PK IMM Ar-Fachruddin, menegaskan bahwa “meskipun tidak kekurangan individu yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi, IMM masih kekurangan kesadaran politik, pengalaman, dan informasi yang memadai dalam pertarungan politik. Kekurangan ini membuat IMM rentan menjadi lemah dan lengah dalam menghadapi lawan. Informasi menjadi senjata utama dalam melakukan pemetaan dan strategi politik.”

    Kita tidak boleh tertinggal dalam persiapan dan kesadaran politik. Informasi menjadi senjata utama dalam pemetaan dan strategi politik, namun seringkali informasi digunakan untuk kepentingan pribadi atau malah dipertukarkan dengan keuntungan material. Kita harus bersatu dan bergerak, meninggalkan masalah personal atau komisariat, untuk menciptakan perubahan yang kita inginkan. Revitalisasi IMM mungkin tidak akan terjadi secara instan, namun persiapan yang matang dan strategis dapat membawa IMM ke arah yang lebih baik, bersama kita wujudkan perubahan .

    Akhir kata IMM JAYA!

  • Menjelang Tirani IMM : Pasca Muktamar Palembang

    Menjelang Tirani IMM : Pasca Muktamar Palembang

    Oleh : Tegar Leksmana

    Editor : Bintang

    Hampir sudah sebulan muktamar IMM ke-20 di Palembang telah dilaksanakan, telah juga kita temukan konfigurasi politik yang terjadi pasca muktamar Palembang, setidaknya menjadi hal menarik di dalam IMM bahwa telah terjadi gerakan baru yang dilakukan oleh golongan Zaki Nugraha sebagai salah satu calon Ketua Umum IMM. Mendeklarasikan diri sebagai pemenang kontestasi politik melalui penyimpangan konstitusi IMM. Menjadikannya sebuah hal yang baru.

    Penyimpangan yang tidak normal tersebut disebabkan oleh proses pendidikan politik serta krisis demokrasi yang ada di dalam tubuh IMM sendiri. Kemenangan yang didapati Riyan Betra Delza tak luput diprediksi oleh banyak kalangan mahasiswa Muhammadiyah, tentu peran yang amat sangat kuat dari rezim penguasa republik ini menjadi salah satu faktor utama mengapa kemudian kemenangan telak yang didapatkan oleh Riyan Betra Delza menjadi sebuah kenyataan.

    Peran negara dalam pengkondisian salah satu organisasi otonom Muhammadiyah adalah cara orkestrasi politik penguasa agar pertunjukkan negara tirani menjadi lebih mudah diamankan, sebab melalui kelompok-kelompok mahasiswa yang besar seperti IMM, dapat dipastikan masa mahasiswa Muhammdiyah telah diamankan. Penyakit penguasa otokratik ini telah menjalar ketubuh-tubuh generasi yang kelak akan menggantikan mereka.

    IMM menjadi salah satu instrumen yang cukup konsisten beberapa waktu ini mengikuti arah gerakan penguasa otokratik. Kemenangan Riyan Betra Delza menjadi lonceng mulainya struktural-struktural IMM di isi oleh orang yang mengamini kegiatan tirani penguasa.

    Persoalan mendasar dari menujunya IMM tirani adalah moral, kebenaran, dan ideologi gerakan menjadi kabur dan buram, adanya keremangan mengakibatkan nilai kebenaran hanya didapati oleh interprestasi penguasa yang tiran. IMM akan menjadi kelompok orang yang disebut sebagai Samiri dan Hamannya Firaun juga Qorun.

    Keabnormalan politik IMM pada Muktamar Palembang, memberikan pandangan kepada mahasiswa Muhammadiyah kepelikan yang dipertontonkan oleh mereka yang haus akan kekuasaan, tindakan Zaki Nugraha dengan upaya mendeklarasikan diri sebagai Ketua Umum terpilih, sebenarnya bukanlah jawaban utama yang baik, sebab tindakan tersebut menunjukan ketidakdewasaan berpolitik. Namun, pada kondisi yang abnormal sepertinya bentuk perlawanan yang paling mungkin dapat dilakukan oleh Zaki Nugraha terhadap Riyan Betra Delza.

    Perlawanan terhadap kekuasaan tirani sudah wajib untuk di ikrarkan oleh orang-orang yang sadar akan sudahnya IMM mendekati diri di tepi jurang tirani, rasanya melakukan perlawanan-perlawanan terhadap tirani boleh saja melalui extraordinary konstitusi. Akan tetapi perlu juga, melalui cara-cara yang diperbolehkan oleh konstitusi IMM salah satunya adalah Musyawarah Luar Biasa agar dikembalikan ruh gerakan di dalam perbincangan tingkat nasional oleh kader-kader. Salah satu kegagalan muktamar palembang adalah menghilangkan salah satu elemen penting dalam musyawarah tingkat nasional tersebut dengan meniadakan sidang komisi sebagai salah satu upaya penting pada proses demokrasi yang baik.

    Alih-alih menjaga nilai dan mengupayakan proses demokrasi yang baik, justru terjadi sebaliknya. Muktamar Palembang kali ini hanya sebagai rutinitas seremonial yang menghabiskan banyak biaya tanpa mengeluarkan sebuah gagasan serta ide-ide yang dapat di implementasikan ke dalam praksis gerakan IMM.

    Tidak hanya persoalan yang substantif, pun juga pada proses muktamar Palembang sendiri menunjukan sebuah kegiatan yang tidak sehat dengan adanya pertikaian fisik yang sudah seharusnya tidak perlu dibuat dan dipertontonkan.

    Pembiaran terhadap tindakan tirani oleh penguasa untuk melenggangkan kekuasaannya perlu lah dilawan, begitu pula dengan gerakan mahasiswa IMM perlu juga diselamatkan dari penyakit yang amat sangat berbahaya ini. “jika tak ada satu pun di antara kita siap mati demi kebebasan, kita semua akan mati di bawah tirani” Timothy Synder

  • Peran IMM dalam Pembentukan Karakter dan Kepemimpinan Mahasiswa Muhammadiyah

    Peran IMM dalam Pembentukan Karakter dan Kepemimpinan Mahasiswa Muhammadiyah

    Oleh: Zyustika

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah sebuah organisasi mahasiswa yang bergerak di bawah naungan Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. IMM didirikan dengan tujuan untuk membentuk generasi muda yang berkualitas, memiliki jiwa kepemimpinan, dan berkomitmen terhadap Islam dan perjuangan Muhammadiyah. Dalam esai ini, kita akan membahas tentang ikatan mahasiswa Muhammadiyah dan peran serta kontribusinya dalam mencetak pemimpin masa depan yang berintegritas.

    IMM memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kepemimpinan para mahasiswa Muhammadiyah. Organisasi ini memberikan wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, mengasah kemampuan kepemimpinan, serta meningkatkan pemahaman mereka tentang ajaran Islam dan gerakan Muhammadiyah. Melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh IMM, seperti seminar, pelatihan, diskusi, dan kegiatan sosial, mahasiswa dapat memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan, dan mengasah keterampilan sosial mereka.

    Salah satu kontribusi utama IMM terletak pada pengembangan pemimpin yang berintegritas. IMM membekali mahasiswa dengan nilai-nilai keislaman yang kuat, etika berorganisasi, dan semangat pelayanan kepada masyarakat. Dengan nilai-nilai ini, IMM menciptakan lingkungan di mana mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai pemimpin yang dapat diandalkan dalam berbagai bidang, baik dalam lingkungan kampus maupun di masyarakat luas. Pemimpin-pemimpin masa depan yang dihasilkan oleh IMM diharapkan memiliki kesadaran moral yang tinggi, integritas yang kokoh, dan komitmen yang kuat terhadap kepentingan umat dan masyarakat.

    Selain itu, IMM juga memiliki peran aktif dalam memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat. Melalui program-program sosialnya, seperti bakti sosial, pengabdian masyarakat, dan kampanye sosial, IMM berusaha untuk menjembatani kesenjangan sosial, mengatasi masalah-masalah sosial, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, IMM tidak hanya menjadi wadah untuk pengembangan diri mahasiswa, tetapi juga menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.

    Dalam upaya mencapai tujuan-tujuannya, IMM juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi kemahasiswaan lainnya, institusi pendidikan, serta lembaga-lembaga Muhammadiyah. Kolaborasi ini memperluas jaringan dan meningkatkan sinergi antara IMM dengan pihak-pihak terkait. Hal ini juga memperkaya pengalaman mahasiswa dan membuka peluang untuk belajar dari berbagai perspektif dan pengalaman.

    Sebagai penutup, ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memainkan peran yang penting dalam membentuk generasi muda yang berkualitas dan pemimpin masa depan yang berintegritas. Melalui nilai-nilai Islam, kepemimpinan, serta kontribusi sosialnya, IMM memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengembangkan potensi diri mereka, sambil berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Keberadaan IMM diharapkan terus memberikan inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa

    Muhammadiyah untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia, profesional, dan bertanggung jawab, serta berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara yang lebih baik.

  • Trikoda IMM dan Agenda Revolusi Pendidikan

    Trikoda IMM dan Agenda Revolusi Pendidikan

    Oleh: Zyories

    Mahasiswa adalah sekelompok anak muda yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan memiliki identitas diri. Identitas diri siswa dibangun melalui citra diri sebagai pribadi yang religius, pribadi yang dinamis, pribadi yang sosial dan pribadi yang mandiri. Mencerminkan agama, ilmu pengetahuan, tanggung jawab sosial, dan tanggung jawab pribadi sebagai hamba Tuhan dan warga negara.Pada awalnya, Muhammaddiyah beranggapan bahwa santri yang mengikuti atau mengikuti jejak Muhammad cukup bergabung dengan organisasi yang ada, Nasiatul Aishiya (NA) untuk santri putri dan Pemuda Muhammaddiyah untuk santri. NA didirikan oleh Muhammadiyah/Aisisyah pada tahun 1931 pada tanggal 27 Dzulhijah/16 Mei 1931 tahun 1349. Sedangkan Korps Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 25 Dzulhijah 1350/2 Mei 1932.

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah harus berada di garda depan pembaharuan arah positif di dalam dan di luar kampus di era globalisasi saat ini. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyyah harus  bisa menghidupkan dan menyadarkan tugas mahasiswa menuju cita-cita antara masyarakat dan pemerintah, yaitu mahasiswa harus berani mengkritisi kebijakan pemerintah yang salah dan mendukung kebijakan pemerintah yang benar. Mahasiswa dan IMM tidak diintegrasikan oleh pemerintah tetapi diambil dari jalur nyaman mereka dan dihidupkan kembali dari mati suri yang lama. Ikatan mahasiswa Muhammadiyah harus menyadari bahwa merekalah yang nantinya akan memegang kepemimpinan di organisasi otonom di Muhammadiyah, bahwa mahasiswa adalah agen perubahan dan kader masa depan bangsa di era globalisasi.

    Didalam TriKoDa(Tri Kompetensi Dasar) IMM terdapat 3point penting yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. IMM sebagai gerakan religiusitas, jika melihat orang-orang muslim di daerah pelosok Banten, di sana masih terdapat beberapa tradisi atau kebudayaan yang menyimpang dari ajaran agama, seperti masih kentalnya hal-hal mistis. Belum lagi aliran-aliran yang menyimpang seperti aliran Hakekok, aliran yang telah ditetapkan sebagai aliran menyimpang oleh MUI setempat. “Ya memang sudah menyimpang, kami sangat menyayangkan,” kata MUI Pandeglang KH. Tubagus Hamdi Maani. Di sini lah peran IMM sangat dibutuhkan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan yang benar sejalan dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian, IMM dapat mencerahkan sekaligus penghubung dalam merealisasikan tujuan berdirinya organisasi Persyarikatan Muhammadiyah, di mana Muhammadiyah bercita-cita untuk mengembalikan ajaran Islam yang sebenar-benarnya.

    IMM sebagai gerakan humanitas, berdasarkan kutipan dari laman banten.dpd.go.id, mata pencaharian masyarakat pelosok Banten cukup beragam, mulai dari pertanian, peternakan, nelayan, dan lain-lain. Kader merah yang berkaitan dengan bidang tersebut bisa membantu memajukan perekonomian masyarakat di sana. Misalnya kader dengan jurusan kuliah pertanian, dapat membantu masyarakat dalam bidang pertanian. Kader yang berasal dari jurusan peternakan, juga mampu berkontribusi dalam memajukan peternakan masyarakat, begitupun dengan bidang-bidang lainnya. Upaya ini dilakukan demi tercapainya perekonomian yang baik di masyarakat, agar orang tua juga bisa membiayai pendidikan anak-anaknya, sehingga anak-anak di pelosok dapat sekolah dengan baik sampai jenjang yang setinggi-tingginya. Hal ini dikarenakan faktor ekonomi dapat menyebabkan rendah dan tingginya suatu pendidikan anak.

    IMM sebagai gerakan intelektualitas, penyebab kurangnya ilmu pengetahuan di pelosok, mengakibatkan banyaknya stigma negatif terhadap beberapa hal, salah satunya yaitu adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi. Mereka beranggapan bahwa perempuan nantinya hanya akan menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga, yang berkutat dalam lingkup dapur, sumur, dan Kasur. Melalui bidang IMMawati, IMM bisa memberikan edukasi terkait paham – paham yang salah, kaum IMMawati dapat memberikan pengarahan dalam menyikapi suatu hal, sehingga pernyataan-pernyataan seperti itu dapat memiliki makna yang positif. Sebab, jika tidak diarahkan ke dalam makna yang benar, stigma tersebut akan terus berkembang turun temurun sampai kapanpun.

    Tujuan utama pendirian IMM ialah menciptakan dan mengembangkan mutu sumber daya manusia untuk menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, yang dapat mengembangkan serta menerapkan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Hal tersebut juga terdapat pada tujuan IMM yang terdapat di dalam AD/ART organiasi, yaitu: “Mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.” Oleh sebab itu kehadiran IMM tidak dapat dipisahkan dari mahasiswa yang notebene akan menjadi kader-kader yang akan menempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Sejak awal didirikan hingga saat ini,IMM sudah banyak menghasilkan kader-kader yang memberikan kontribusi besar, terutama dalam bidang pendidikan.

    Peran-peran Intelektual pada bidang akademik, IMM juga harus ambil bagian. Terutama prestasi dalam dunia akademik seperti karya tulis ilmiah, pekan karya ilmiah, penelitian mahasiswa, mapun karya-karya yang lain. IMM juga harus membina hubungan baik dengan pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah layaknya seorang anak kepada bapaknya tetapi tetap menjaga sikap korektif yang konstruktif, kritis selaku kader yang menjaga Amal Usaha Muhammadiyah tetap berada dalam jalur kaidah dan cita-cita Muhammadiyah

  • IMM untuk Pendidikan “Tanah Air Kami, Tanah Air Indonesia”

    IMM untuk Pendidikan “Tanah Air Kami, Tanah Air Indonesia”

    Oleh: Salsabiila Luthfiyah Adiibah

    Pendidikan adalah pembelajaran mengenai pengetahuan dari suatu individu dengan memberikan petunjuk, riset dan edukasi untuk mencapai suatu kompetensi pada invidu lainnya. Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan bangsa dan negara. Tanpa adanya pendidikan yang memadai, maka dapat dipastikan kebodohan dan kemiskinan akan merajalela pada suatu bangsa tersebut.

    Seperti yang kita ketahui saat ini kondisi pendidikan di Indonesia terbilang masih kurang baik, hal ini disebabkan oleh rendahnya ekonomi pada sebagian besar masyarakat di Indonesia. Pun, aksi pemerintah terhadap banyak peserta bidikmisi yang tidak tepat sasaran saat ini menyebabkan kelumpuhan bagi para pelajar yang seharusnya mendapatkan hak mereka untuk menempuh tingkat pendidikan yang lebih baik.

    Dengan keadaan ini pendidikan hanyalah sebuah angan-angan semata bagi masyarakat yang kurang mampu, serta mengakibatkan semakin banyaknya keterbelakangan pada masyarakat dalam aspek bidang pendidikan. Jika hal ini terus-menerus berlanjut dan tidak ada tindakan yang serius dari pemerintah maupun organisasi masyarakat, maka terciptalah generasi yang tumpul, bodoh dan ketertinggalan.  

    Krisis perekonomian yang semakin rancu menjadi permasalahan yang memprihatinkan bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah saat ini, di sisi lain biaya pendidikan yang mahal dan semakin meningkat menyebabkan penurunan jumlah pelajar yang masuk pada instansi-instansi akademik tiap tahunnya.

    IMM dalam hal ini tentu tidak memandang sebelah mata ataupun menutup mata dari permasalahan pendidikan Indonesia saat ini. Tentunya para kader IMM menanggapi serius problematika pendidikan yang menjadi isu saat ini, selaras dengan tujuan IMM yaitu “Mengusahakan Terwujudnya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan persyarikatan Muhammadiyah.

    Melihat keadaan masyarakat kini dan lingkungan sekitar, bahwasanya masih banyak masyarakat golongan bawah yang kurang memahami esensi dari sebuah kata “pendidikan”. Maka IMM melakukan beberapa pergerakan untuk masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat melihat, memahami, dan mengindahkan pentingnya dunia pendidikan bagi kehidupan bangsa.

    Beberapa hal yang dilakukan oleh IMM untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain:

    • Melakukan pembukaan donasi “Peduli Pendidikan Indonesia” untuk peserta didik yang kurang mampu
    • Gerakan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberi pemahaman bahwa betapa pentingnya pendidikan
    • Gerakan dari setiap kader untuk menyalurkan ilmu serta bakat kepada masyarakat sesuai jurusan yang diambil pada program studi masing-masing.
    • Gerakan bidang IMMawati dalam pengarahan pemberdayaan wanita atau ibu-ibu, memberikan arahan bagaimana menjadi wanita yang multitalenta dan mewujudkan generasi wanita yang unggul dan berakhlak mulia, seperti kalimat syair yang berbunyi :

    الأُمُّ مَدْ رَسَةُ الْأُوْلَى # إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَابّاً طَيِّبَ الْأَعْرَاقِ

    “Ibu adalah madrasah(sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.”

    Walaupun gerakan yang dilakukan IMM bukan merupakan pergerakan besar, namun dengan pergerakan-pergerakan kecil ini suatu hari dapat mengubah kemajuan pada bangsa dan tanah air Indonesia ini.

    Pendidikan adalah gerbang utama untuk menciptakan generasi yang berpotensi tinggi berwawasan luas serta merdeka nan unggul. Dengan pendidikan yang mumpuni untuk seluruh pemuda pemudi Indonesia dapat mendorong keberhasilan menuju generasi emas pada tahun 2045 yang akan datang, maka demi terwujudnya tujuan ini bagi seluruh rakyat Indonesia seyogyanya untuk menjunjung tinggi esensi dari sebuah kata “pendidikan”.

    IMM hadir untuk menciptakan kader-kader yang bertujuan menciptakan generasi mundzirul qoum dengan menerapkan amr ma’ruf nahyi munkar pada setiap gerakannya, yang mana hal ini merupakan pengimplementasian dari ayat-ayat Al-Qur’an berikut ini:

    • Q.S. Ali Imran/3:104 yang berbunyi:

    وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَعْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِج وَأُلٖئٓكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ۝

     Artinya: “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

    Makna dari ayat di atas adalah bahwasanya kita harus menjadi generasi yang mengawali dalam pergerakan kebaikan dan sebagai pengingat untuk mencegah dari segala keburukan yang akan datang nantinya. Barangsiapa yang melakukan kebajikan di muka bumi ini maka atas izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung. Wallahu Ta’ala A’lam Bisshowab.   

    • Q.S. Al-Baqarah/2:30

    وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

    Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

    Ayat di atas menjelaskan bagi kita semua untuk memulai pergerakan sebagai pelopor dan penggerak dari perubahan untuk pendidikan di Indonesia, bukan malah menjadi generasi perusak yang hanya mementingkan, memanfaatkan dan menikmati jabatan serta materiil tanpa rasa tanggung jawab terhadap umat manusia.

    Dari kedua ayat Al-Qur’an diatas cukup untuk menyadarkan kita semua bahwasanya peran kita sebagai seorang pemuda bangsa haruslah membuka mata, hati dan pikiran untuk melihat keadaan sekitar kita. Bahwa dari setiap bahu kita telah dititipkan untuk menjadi pelita umat, maka berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Semoga dengan setiap gerakan perubahan yang dilakukan dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua.

  • Peran IMM dalam Pendidikan sebagai Kunci Kemajuan Bangsa

    Peran IMM dalam Pendidikan sebagai Kunci Kemajuan Bangsa

    Oleh: Khania Salma Fatikha

    Pendidikan merupakan salah satu fondasi utama dalam pembangunan suatu bangsa. Meningkatnya kualitas pendidikan akan membawa dampak positif pada perkembangan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara. Di Indonesia, pendidikan menjadi salah satu prioritas utama dalam upaya menciptakan masyarakat yang cerdas dan berkualitas. Untuk mendukung visi ini, organisasi-organisasi kemahasiswaan memiliki peran penting dalam menjembatani antara kebijakan pemerintah dan masyarakat, salah satunya adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Dalam esai ini, akan dibahas peran IMM dalam pendidikan Indonesia.

    Sebelum membahas peran IMM dalam pendidikan, penting untuk memahami latar belakang dan sejarah organisasi ini. IMM adalah salah satu organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia. Didirikan pada tahun 1947, IMM merupakan wadah bagi mahasiswa yang berasal dari lingkungan Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang berfokus pada pendidikan, sosial, dan keagamaan. Sejak awal berdirinya, IMM telah aktif dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik Indonesia.

    Pengembangan Keilmuan

    Salah satu peran utama IMM dalam pendidikan adalah pengembangan keilmuan. IMM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka di berbagai bidang. Melalui berbagai kegiatan akademik, seperti seminar, lokakarya, dan diskusi, mahasiswa yang tergabung dalam IMM dapat mengakses sumber daya tambahan yang mendukung pendidikan mereka. Hal ini membantu mahasiswa untuk menjadi individu yang lebih berkualitas dan siap bersaing di pasar kerja.

    Pemberdayaan Mahasiswa

    IMM juga berperan dalam pemberdayaan mahasiswa. Organisasi ini memberikan mahasiswa platform untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program pendidikan. Mahasiswa yang tergabung dalam IMM dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan, berkolaborasi dengan sesama mahasiswa, dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui berbagai program ini, mahasiswa tidak hanya menjadi penerima pendidikan, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif dalam pembentukan lingkungan pendidikan yang lebih baik.

    Pemberian Beasiswa

    Salah satu dampak positif yang paling terasa dari peran IMM dalam pendidikan adalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa yang membutuhkan. IMM, dengan dukungan dari Muhammadiyah, telah lama aktif dalam memberikan bantuan keuangan kepada mahasiswa yang kurang mampu. Beasiswa ini membantu mahasiswa untuk mengakses pendidikan tinggi, yang mungkin tidak akan mereka dapatkan tanpa bantuan ini. Dengan memberikan beasiswa, IMM mendukung impian banyak individu untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.

    Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    IMM tidak hanya berfokus pada mahasiswa, tetapi juga pada pendidik dan tenaga kependidikan. Organisasi ini aktif dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan. Melalui berbagai program pelatihan, guru dan staf pendidikan dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan di tingkat dasar dan menengah, yang merupakan tahap awal dalam proses pendidikan.

    Advokasi Pendidikan

    Selain program-program konkrit, IMM juga terlibat dalam advokasi pendidikan. Organisasi ini berperan sebagai suara mahasiswa Muhammadiyah dalam berbagai isu pendidikan, seperti perubahan kurikulum, ketersediaan fasilitas pendidikan, dan permasalahan lainnya yang memengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. IMM mendorong pemangku kebijakan untuk membuat keputusan yang mendukung peningkatan pendidikan nasional.

    Pengabdian Masyarakat

    Pengabdian masyarakat adalah salah satu aspek penting dalam peran IMM dalam pendidikan. Mahasiswa yang tergabung dalam IMM sering kali terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat, terutama di bidang pendidikan. Mereka mengajar di sekolah-sekolah pedalaman, memberikan bimbingan belajar, dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan akses pendidikan di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Hal ini tidak hanya membantu pendidikan masyarakat yang kurang beruntung, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam memahami realitas pendidikan di Indonesia.

    Kolaborasi dengan Pemerintah dan Pihak Swasta

    IMM juga berperan dalam memfasilitasi kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan pihak swasta. Kolaborasi ini dapat menghasilkan berbagai program pendidikan yang inovatif dan berkelanjutan. IMM bekerja sama dengan pemerintah dalam mengembangkan program-program pendidikan yang mendorong inovasi dan pembaruan dalam sistem pendidikan. Sementara itu, kerja sama dengan pihak swasta dapat membuka peluang-peluang baru dalam penyediaan fasilitas pendidikan dan sumber daya.

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan Indonesia. Organisasi ini tidak hanya membantu mahasiswa dalam mengembangkan diri, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Melalui pengembangan keilmuan, pemberdayaan mahasiswa, pemberian beasiswa, pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, advokasi pendidikan, pengabdian masyarakat, dan kolaborasi dengan pemerintah serta pihak swasta, IMM membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik untuk semua.
    Pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemajuan dan perkembangan suatu negara. Dengan berperan aktif dalam pendidikan, IMM membantu memastikan bahwa lebih banyak individu memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia. Upaya IMM harus diperhatikan dan diapresiasi sebagai bagian integral dari upaya bersama untuk memajukan sistem pendidikan Indonesia.

  • IMM dan Misi Kemanusiaan

    IMM dan Misi Kemanusiaan

    Oleh: Yunita Putri Maulidina

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi mahasiswa yang berhubungan erat dengan Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan islam terbesar yang ada di Indonesia. IMM didirikan dengan tujuan terbentuknya akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Selain itu, IMM pun memiliki peran penting dalam mengembangkan kualitas kepemimpinan dan kontribusi positif terhadap masyrakat sebagai bentuk pengimplikasian rasa kemanusiaan.

    Kemanusiaan merupakan salah satu nilai universal yang harus ditekankan dalam setiap aspek kehidupan. Menjadi mahasiswa dan juga kader IMM berarti memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, dan politik masyarakat. Kemanusiaan melibatkan empati, toleransi, keadilan, dan kepedulian terhadap kesulitan dan penderitaan orang lain. Hal ini sangat sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dimana islam sebagai rahmatan lil alamiin mengajarkan kita untuk memiliki sifat kemanusiaan sebagaiman yang tertulis dalam Al-Quran surah Al-Qashash ayat 77 yang berbunyi :


    وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

    Artinya :
    Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

    Dari ayat diatas Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk senantiasa melakukan perbuatan kebaikan dan jangan berbuat kerusakan. Dalam konsep Islam diajarkan pula untuk saling mengasihi sebagaiman yang tertulis didalam hadits Rasulullah SAW yaitu : “Siapa yang tidak bersikap kasih terhadap sesamanya, maka Allah SWT tidak akan mengasihinya.” (H.R. Muttafaq ‘alaih).

    Melihat keadaan sosial yang terjadi di Indonesia, masih banyak sekali wilayah yang memerlukan rasa kemanusiaan dari kita khususnya di wilayah timur. Hal itu tentunya menjadi tugas kita bersama untuk saling peduli terhadap sesama dan mulai mulai berkontribusi di bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Dimana, hal ini pun juga sangat selaras dengan tujuan pokok Muhammadiyah yaitu untuk berusaha meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya.

    Sebagai organisasi mahasiswa yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam, IMM memiliki peran penting dalam mensosialisasikan rasa kemanusiaan di kalangan mahasiswa dan masyarakat. IMM mendorong para anggotanya untuk menjadi agen perubahan yang peduli terhadap kondisi sosial dan kemanusiaan. Dalam konteks ini, IMM berperan dalam beberapa bidang:

    1. Pendidikan: IMM mengadvokasi akses pendidikan yang adil dan berkualitas bagi semua orang. Para kader dapat memperjuangkan hak pendidikan untuk semua kalangan, termasuk anak-anak dari keluarga yang tidak mampu atau daerah terpencil. IMM juga mendukung program beasiswa dan pelatihan untuk membantu mereka yang kurang mampu dalam bidang ekonomi.
    2. Kesehatan: IMM terlibat dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengadakan kampanye kesehatan dan program pelayanan kesehatan gratis. Selain itu, kita juga dapat berperan aktif dalam menyediakan akses ke fasilitas kesehatan dasar di daerah-daerah terpencil atau terdampak bencana. IMM juga harus mampu aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit.
    3. Bantuan Kemanusiaan: Ketika terjadi bencana alam atau konflik sosial, para kader IMM turut serta dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak. Kita dapat menyediakan bantuan makanan, air bersih, tempat tinggal sementara, dan dukungan psikososial. Para kader IMM juga biasanya menggalang dana dan donasi untuk membantu pemulihan pasca-bencana.
    4. Lingkungan: IMM menyadari pentingnya menjaga lingkungan hidup untuk keberlangsungan generasi mendatang. Para kader dapat mengupayakan untuk terlibat dalam kampanye pelestarian lingkungan, penghijauan, dan pengelolaan sampah. IMM juga berupaya untuk mengedukasi mahasiswa dan masyarakat mengenai pentingnya bertanggung jawab terhadap lingkungan alam.

    Banyak berbagai hal atau cara yang bisa kita lakukan untuk ikut serta aktif dalam kegiatan kemanusiaan. Selain dengan mendirikan berbagai macam bantuan, kita juga bisa ikut aktif dalam mendirikan kegiatan voluenteer. Dengan mendirikan kegiatan voluenteer, banyak hal positif yang kita dapatkan. Selain mendapatkan pengalaman baru yang tidak bisa kita dapatkan di bangku perkuliahan, kita juga dapat menambah relasi , bertemu dengan banyak teman baru, dan tentunya poin penting dari tujuan mengikuti kegiatan voluenteer ataupun melakukan segala kegiatan pemberdayaan kemanusiaan yaitu untuk menambah rasa peduli kita terhadap sesama dan juga menambah rasa syukur kita. Terkadang, kita berpikir bahwa hidup yang kita jalani sangatlah berat, padahal diluar sana masih banyak orang-orang yang cobaan nya jauh lebih berat dari yang sedang kita alami. Sebagaimana, dalam quran surat Ibrahim ayat 7 yaitu :


    وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
    Artinya:
    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

    Dengan mengadakan berbagai macam kegiatan pemberdayaan masyarakat, hal ini pun dapat menambah poin dampak positif untuk para kader IMM yaitu pengembangan nilai-nilai keislaman. Kemanusiaan merupakan nilai yang sangat penting dalam ajaran Islam. Melalui keterlibatan dalam kegiatan kemanusiaan, IMM memperkuat pengembangan nilai-nilai keislaman di kalangan anggotanya. Kita dapat belajar untuk menghubungkan prinsip-prinsip Islam dengan tindakan nyata dalam membantu sesama manusia. Menjadi kader IMM bukanlah hanya sekedar formalitas untuk ikut organisasi semata. Namun, bagaimana kita bisa menjadi kader yang berkualitas dan dapat memanusiakan manusia.

  • Relevansi Tri Kompetensi Dasar dan Trilogi IMM dengan Pendidikan

    Relevansi Tri Kompetensi Dasar dan Trilogi IMM dengan Pendidikan

    Oleh: Efra Nida Ul Haq

    Sejarah pergerakan mahasiswa dimulai dari ketika lahirnya kebangkitan nasional pada 1908, yang kala itu berdiri Budi Oetomo, Boedi Oetomo adalah wadah perjuangan yang pertama kali memiliki struktur pengorganisasian modern, bertujuan untuk menjamin kehidupan bangsa yang terhormat. Pergerakan mahasiswa tidak hanya berhenti sampai Budi Oetomo saja, tetapi pergerakan mahasiswa juga turut serta meruntuhkan rezim orde baru yang otoriter kala itu. Hingga kini mahasiswa turut andil dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.

    Muhammadiyah sebagai salah satu persyarikatan terbesar di Indonesia turut hadir ditengah-tengah masyarakat melalui berbagai organisasi otonom dibawahnya maupun amal usahanya. Salah satu organisasi otonom Muhammadiyah adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau yang sering disebut IMM. IMM lahir bukan untuk kepentingan muhammadiyah semata tetapi juga untuk membantu kepentingan umat manusia, IMM hadir untuk turut serta membangun peradaban bangsa Indonesia serta sumbangsihnya dalam bebagai problematika negara. IMM berdiri gagah dengan tri kompetensinya yaitu intelektualitas, religiusitas dan humanitas. Salah satu tri kompetensi dasar IMM adalah intelektualitas, yang sering kali dihubungkan dengan kecerdasan, wawasan dan pendidikan.

    Dalam hal pendidikan IMM sudah sepantasnya menjadi pelopor majunya pendidikan di Indonesia, tidak hanya menjadi penggerak. Peran IMM dalam pendidikan dapat menjadi wacana gerakan sosial yang mestinya disukseskan bersama, mengingat berbagai problematika pendidikan yang masih menyelimuti dunia pendidikan di Indonesia, mulai dari permasalahan karakter, permasalahan pendidik, maupun sulitnya akses pendidikan di daerah terpencil.

    Peranan IMM dalam Bidang Pendidikan

    Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batir dan karakter), pikiran, serta tubuh anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada kecerdasan otak anak saja tetapi juga kecerdasan emosinya serta pertumbuhannya.

    Pendidikan memiliki posisi yang sangat krusial dimana nantinya tampuk kepemimpinan akan mengalami regenerasi. Relevansi pendidikan dengan IMM adalah bahwa IMM memiliki tri kompetensi dasar (intelektualitas, religiusitas, dan humanitas) dan trilogi (keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan) yang dapat dipahami bahwa IMM berusaha menciptakan kader-kader atau sumber daya manusia yang handal dan unggul dalam akademis. IMM telah berdiri selama 59 tahun, selama itu pula IMM telah menyaksikan banyak dinamika yang terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan.

    Permasalahan pendidikan salah satunya adalah karakter anak yang mengalami kemunduran. Bobroknya karakter anak tak ubahnya seperti benang kusut, berbagai cara terus dilakukan agar karakter generasi penerus bangsa tidak rusak, mulai dari penanaman nilai-nilai pancasila dan lain-lain. Banyak faktor yang mempengaruhi bobroknya karakter anak diantaranya, lingkungan, teknologi maupun pergaulan. Dalam konteks pendidikan di sekolah, pendekatan psikologi penanaman pendidikan karakter di sekolah didukung dengan adanya aktifitas-aktifitas positif yang akan membangun nilai-nilai karakter serta moral yang baik pada peserta didik dengan pemberian strategi pembelajaran tertentu seperti membangun hubungan dan interaksi yang baik di dalam kelas baik dengan teman-temannya maupun dengan guru, dimana hubungan sosial ini lah yang begitu mempengaruhi dalam hal penanaman nilai moral di lingkungan kelas.

    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dapat hadir didalam proses pendidikan karakter ini, contoh cara yang dapat dilakukan yaitu mengadakan kelas khusus diluar pendidikan formal yang didalamnya disisipi penanaman karakter melalui cerita ataupun bermain seni peran, IMM menjadi role model bagi anak-anak, menciptakan program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidkan serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Kemudian untuk internal IMM sendiri dapat dilakukan dengan meningkatkan akses pendidikan, meningkatkan kualitas keterampilan hidup guna membantu mempersiapkan para kader menghadapi dunia luar serta memfasilitasi diskusi dan dialog, dan melakukan kerja sama dengan pemerintah, sekolah, dan organisasi lain. IMM juga dapat meningkatkan peluang pendidikan untuk masyarakat yang berada di daerah terpencil dan daerah pedesaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung pendirian sekolah baru di daerah-daerah tersebut dan menciptakan program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Pendidikan sudah seharusnya tidak terfokus dalam menciptakan anak yang pintar tetapi juga menciptakan anak yang pintar dan berkarakter berbudi luhur.

    Kesimpulan

    Pendidikan adalah proses sadar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari segi kecerdasan, karakter ataupun kemampuannya dalam bersosial. Maka dari pada itu, kurikulum yang telah diberlakukan di Indonesia perlu ada perbaikan, dan perbaikan tersebut bisa didapatkan dari organisasi pergerakan mahasiswa seperti IMM. Karenannya, IMM harus dapat memperbaiki kurikulum di Indonesia dengan mengintegrasikan kompetensi dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang berkontribusi secara positif bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kurikulum yang memberi daya tarik kepada siswa, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas. IMM juga dapat memperbaiki kurikulum di Indonesia dengan meningkatkan keterampilan teknologi siswa dan memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi.

    DAFTAR PUSTAKA
    Audya, Nur Prita. Kompasiana. 2023. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. 2023, 03 Juli. 21:03. https://www.kompasiana.com/pritaudya10/6411e56708a8b51fd41a9422/peningkatan-kualitas-pendidikan-melalui-ikatan-mahasiswa-muhammadiyah?page=2&page_images=1
    Yati, Rabi. 2021. Permasalahan Krisis Pendidikan Karakter Pada Siswa Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan. Jurnal P.IPS Universitas Lambung Mangkurat. Hal. 4.

  • MEMBANGUN UMAT DARI MASJID

    MEMBANGUN UMAT DARI MASJID

    Oleh : Wahyu Firatul Janah (Bidang RPK IMM AR Fachruddin 2022/2023)

    “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) menegakkan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”

    Pertanyaannya,                              

    Sudahkah kita termasuk salah satu dari ciri-ciri di atas?

    Apakah kita salah satu dari orang-orang yang beriman tersebut?

    Tidak di pungkiri, semakin meningkatnya jumlah umat islam di Indonesia juga di ikuti dengan banyaknya pendirian masjid dan mushola yang dilakukan oleh para orang-orang dermawan ataupun dari organisasi islam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022 saja, melalui SIMAS (Sistem Informasi Masjid) oleh Kemenag tercatat telah berdiri 242.832 masjid dan 269.076 mushola yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa tidak ada kesulitan bagi umat islam untuk beribadah sehingga tidak ada alasan bagi umat islam untuk tidak ikut andil dalam membangun bangsa. Namun pertanyaannya sekali lagi, sudahkah kita menjadikan masjid dan mushola tersebut sebagai tempat untuk membangun umat peradaban?, sudahkah kita ikut berkontribusi menjadikan masjid dan mushola tersebut sebagai wadah penggerak kebangkitan umat islam?

    Jika kita melihat dari segi kuantitas, tidak diragukan lagi begitu besar dan pesatnya pertumbuhan infranstruktur fisik dari masjid dan musholla di Indonesia. Namun jika kita menelisik lebih dalam lagi, apakah pertumbuhan kualitas umat islam sama pesatnya dengan kuantitas dari tempat ibadahnya?, apakah masjid hanya untuk didatangi 5 waktu sekali dengan setiap durasi yang tidak lebih dari 15 menit dalam sehari?. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari awal tulisan ini dibaca, namun inilah fakta adanya. Terkadang manusia berlomba-lomba memperbanyak kuantitas, namun lupa tidak diiringi dengan esensi dari kualitas.

    Berbicara mengenai membangun umat dari masjid, mengapa kita tidak berkiblat kepada Rasulullah SAW, bagaimana cara beliau membangun masjid sehingga menjadi center dakwah dan pergerakan umat pada kala itu. Karena tidak diragukan lagi bahwasanya antara Islam, Muslim dan Masjid adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimana Rasulullah menjadikan masjid sebagai tempat untuk membangun umat islam dengan kualitas iman yang baik perlu kita aplikasikan pada zaman sekarang. Dimasa Rasulullah, masjid bukan hanya sebagai tempat untuk sholat dan kajian saja, namun hampir semua pergerakan umat islam di awali dari masjid tersebut. Ketika akan perang, maka Rasulullah akan mengumpulkan para tentara muslim di masjid untuk bermusyawarah mengenai strategi perang. Masjid juga menjadi pusat pendidikan pada saat itu, baik untuk belajar Al-Qur’an maupun berdiskusi mengenai banyak hal. Oleh karena itu, jelas saja jika pembangunan umat islam terbentuk dari masjid, pada saat itu.

    Namun bagaimana dengan masa sekarang, banyak dari kita melihat masjid hanyalah sebuah bangunan untuk sholat dan kajian rutinan. Seakan-akan hanya itu saja fungsi dari masjid, tidak ada yang lain. Jika mindset kita mengenai fungsi masjid selalu hanya tentang itu saja, lalu dari mana implementasi dari judul tulisan kita yakni membangun umat dari masjid akan terbentuk?. Hal lumrah yang terjadi dimasjid-masjid yang ada di desa khususnya, dari takmir masjid akan menutup dan mengunci masjid setelah tidak ada aktivitas dari penduduk desa, seolah-olah yang hanya boleh mempergunakan masjid hanyalah penduduk didesa tersebut.

    Lalu hal apa yang dapat dilakukan agar masjid kembali menjadi tempat yang digunakan untuk membangun umat pada zaman sekarang?. Yang pertama, coba kita ubah mindset kita mengenai fungsi dari masjid atau mushola itu sendiri. Kita ubah bahwasanya masjid bukan hanya tempat sholat dan kajian, namun lebih dari itu seperti bisa digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau rapat organisasi, bisa digunakan kembali sebagai tempat pengajaran baik ilmu agama maupun ilmu yang lain serta masih banyak lagi. Yang kedua apabila mindset telah diubah, maka kita perlu kumpulkan orang-orang yang telah mempunyai pembaruan mindset tersebut. Bisa berupa pengadaan Remaja Masjid (Remas) dan Takmir untuk membuat management fungsi masjid yang sesuai. Karena sehebat apapun seseorang mempunyai mindset, pembaruan tidak akan terlaksana secara ideal apabila hanya dilakukan sendiri.

    Selain poin pertama dan kedua, poin selanjutnya adalah bagaimana cara memulai untuk merealisasikan hasil dari pembaruan mindset yang telah terbentuk. Hal yang bisa dilakukan pertama adalah mengetahui kebutuhan dari masyarakat yang berada disekitar masjid. Misal disekitar masjid terdapat banyak anak kecil, dari remaja masjid dan takmir masjid bisa membuat sebuah wadah pembelajaran Al-Qur’an dimasjid tersebut tanpa memungut biaya sama sekali. Dengan mengetahui kebutuhan yang diperlukan masyarakat sekitar masjid, harapannya dapat menjadi salah satu jalan pembuka untuk membuat masyarakat lebih teratri berkegiatan dimasjid. Sehingga pembangunan umat dari masjid akan terbentuk. Memang tidak serta merta langsung berjalan lancar sesuai rencana, namun jika tidak dimulai maka tidak akan tau hasilnya.