Ave Neo Historia De Gloria
Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik 2023-2024)
Saat itu hujan deras melanda di kotaku, begitupun juga di desa tempat nenekku tinggal di sana juga dikabarkan turun hujan lebat disertai dengan angin kencang.
Perkenalkan namaku Naufal Cahya Batelgeuse, kerap dipanggil Naufal.
Aku tinggal di kota Kediri lebih tepatnya di Purwokerto, Ngadiluwih. Malam itu ketika hujan sedang turun aku dan keluargaku berbincang untuk pergi ke rumah nenek besok kami pun berharap agar besok pagi hujan sudah reda dan mendapat hari yang cerah. Dan benar saja pagi ini begitu cerah, kami bergegas menyiapkan diri dan pergi ke rumah nenek untuk berlibur setelah padatnya ujian yang telah aku lalui.
Ayah : Semuanya sudah siap?? tidak ada yang ketinggalan kan?
Naufal : Aman yah..
Ibu : Semuanya aman yah, sudah tidak ada yang tertinggal.
Ayah : Kalau begitu sekarang kita berangkat ke rumah nenek.
Nenekku tinggal di sebuah desa kecil dikaki gunung Muria, Sebuah desa yang asri penuh dengan keindahan alamnya. Nama desa tersebut adalah desa Somosari, aku tak pernah bosan jika diajak untuk pergi ke desa ini karena ada seseorang yang selalu ingin aku temui. Oh iya aku pergi ke desa ini menggunakan mobil pribadi ayah, kebetulan ayahku adalah pegawai di pemerintahan jadi ayah punya beberapa mobil pribadi dengan alasan untuk pekerjaan yang tak jarang juga ia mendapat panggilan kerja dadakan.
Ayah : Akhirnya sampai juga… (menghela nafas)
Naufal : Eh… apa?? sudah sampai?
Ayah : Bangun fal.. kamu sepanjang perjalanan tidur terus, ayo bangun
Ibu : Iya fal, ayo bangun kita sapa dulu itu nenek sudah menunggu didepan teras.
Naufal : Iyaa..
Yah meskipun kami berlibur kesini bukan berarti aku sangat ingin bertemu dengan nenekku tapi seperti yang sudah kubilang tadi, ada seseorang yang selalu ingin aku temui setiap kali aku pergi kedesa ini.
Keesokan harinya…
Ayah : Naufal.. (Suara ayah memanggil naufal)
Naufal : Iya yah ada apa manggil Naufal?
Ayah : Jadi gini… ayah ada panggilan mendadak dari kantor jadi untuk liburan kali ini ayah gabisa nemenin kamu, dan karna ibu juga yang bakal bantu ayah nyiapin segala macem jadi ibu juga harus ikut ayah untuk balik kekota. Kamu gapapa kan ayah tinggal dulu disini sama nenek, nanti kalo kerjaan ayah udah kelar ntar ayah jemput kamu ayah janji ga sampe 2 minggu kok ayah bakal jemput kamu.
Naufal : lah.. kok jadi gini sih.
Ibu : Udah gapapa.. kan naufal udah gede, disini ditemenin sama nenek juga kan. Naufal pasti bisa, cuma sebentar kok.
Naufal : Iyaa deh iya..
Ayah : Nah sip.. emang berani anak ayah. Yaudah kamu jaga diri baik-baik ya.. jangan nakal, dengerin kata nenek. Ayah berangkat dulu.
Naufal : Iya.. yah hati-hati dijalan.
Ya hari itu sehari setelah kami datang dirumah nenek tiba-tiba ayahku mendapat panggilan untuk kembali kekantor yang ada dikota, ini menjadi semakin menarik hari itu setelah ayah pergi akupun berniat untuk menemui seseorang yang sudah lama sekali aku ingin menemuinya, aku sangat merindukannya ia adalah satu-satunya orang yang bisa aku ajak bermain didesa ini dan juga satu-satunya orang yang aku kenal selain nenekku.
Rina…. permisi… Rinaaa
Rina : Iyaa, eh Naufal… kapan kamu dateng, astaga bikin kaget aja sini masuk.
Naufal : Kita kesungai aja kayak biasa, aku kangen sama suasana disana.
Rina : Yaudah, tunggu bentar ya siap-siap dulu.
Naufal : OK
Beberapa saat kemudian
Rina : Yukk
Naufal : ….. (tersenyum)
![](https://immarfachruddin.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Image-2024-01-01-at-02.41.50-1-edited.jpeg)
Namanya Rina, ia adalah satu-satunya orang yang kini menjadi orang paling dekat dan yang aku kenal didesa ini, bahkan saat aku dikota pun aku masih memikirkannya karna dia adalah sosok wanita yang cantik, baik, pintar, dan juga berani. Ia selalu mengajakku untuk mencoba hal-hal yang belum pernah aku lakukan dan dialah yang selalu aku tunggu.
Mereka berduapun akhirnya pergi ke sungai tempat biasa mereka bermain,
Naufal : Wah.. sungainya jadi agak deras ya?
Rina : Kan dua hari yang lalu habis hujan fal… gimana sih kamu
Naufal : Oh iyaa
Rina : Kamu apa kabar, baik kan?
Naufal : Baik.. baik..
Rina : Kalo ayah sama ibu?
Naufal : Kalo ayah sama ibu… (menceritakan kejadian tadi pagi)
Rina : Oh.. gitu wah berarti ini pertama kalinya kamu disini tanpa orang tua, semoga betah ya.. hahaha
Naufal : Betah kok kan ada kamu
Rina : Emangnya kenapa kalo ada aku?
Naufal : Kan sekarang aku cuman punya kamu disini selain nenekku
(Muka Rina seketika memerah dan mengalihkan pandangan)
Rina : Sekarang pokonya ayokkk kita tangkap ikan, yang paling banyak dia yang menang!!
Naufal : Ehh.. tapi kan kita gabawa pancing
Rina : Ah taukkk
Naufal : hahahaa
Setelah puas bermain dan mengobrol kami pun pulang karna hari juga sudah mulai petang, sekitar jam setengah empat aku mengantar Rina pulang. Dan aku pun juga pulang ke rumah nenekku.
Keesokan harinya aku pergi ke rumah Rina lebih awal daripada hari kemarin, akan tetapi..
Naufal : Rin.. Rina..
“Masuk nak, Rina lagi kurang enak badan” suara ibu Rina menyuruhku masuk, akupun bergegas masuk dengan gelisah dan panik.
Naufal : RIN!! RIN!! Kamu gapapa kan??! kamu gak kenapa napa kan?
Rina : Ga papa fal.. aku cuman kurang enak badan kok, gak perlu takut dan secemas itu…
Naufal : Udah kedokter belum? Minum obat??
Rina : Gapapa fal.. udah gapapa. Nih aku sehat nih.. gapapa kan
Naufal : Ini badan kamu panas banget lho rin… aku khawatir.
Rina : Iya.. gapapa besok juga sembuh kok
Seharian Naufal merawat Rina dari pagi hingga sore, Naufal bahkan mengabari ayahnya untuk mengirimkan obat untuk Rina.
Seminggu telah berlalu dan keadaan Rina pun tak kunjung membaik, bahkan setelah berobat ke rumah sakit terdekat Rina hanya membaik sebentar setelah itu panasnya naik lagi, tubuhnya pun setiap hari makin lemas.
Naufal : Rin.. kamu cepet sembuh ya..
Rina : Iya fal.. doain aku ya.
…..
Rina : Fal.. kayaknya badanku mulai sedikit enakan
Naufal : Enakan dari mana coba??
Rina : Kesungai yuk.. kita jalan-jalan bentar, kan gak jauh
Naufal : Iya emang gak jauh, tapi kondisi kamu kayak gini masa iya jalan-jalan kesungai
Rina : Ingat kata dokter kemarin, badan harus digerakinn sedikit-sedikit dan carilah tempat terbuka yang membuat aku tenang. Udah.. ayooo
Naufal :Yaudah iya.. aku ijin bentar ke ibu kamu, kalo gaboleh gausah ya!!
Rina : Iyaa
….
Naufal : Yaudah ayo, kata ibu kamu boleh tapi cuma sebentar gabole lama-lama
Rina : Yuk..
Naufal : Pelan-pelan, sini aku bantu..
Rina : …..
Merekapun pergi kesungai
Naufal : Aneh ya..
Rina : Aneh apanya?
Naufal : Padahal aku ingin kamu seneng-seneng, dan buat moment bagus sama kamu tapi malah kayak gini
Rina : Iyaa maaf aku jadi gaenak gini, semua karena aku yang malah sakit-sakitan
Naufal : Enggak… bukan gitu, aku selalu berharap kita bisa melakukan berbagai hal- hal seru bersama, dan itu sama kamu Rin.
Rina : Aku juga berharap demikian fal…
Naufal : Saat sudah dewasa nanti, kita berdua akan menikah!!
Rina : Boleh!
Naufal : Artinya, kita akan bersama-sama selamanya!
Rina pun hanya tersenyum dan mukanya pun memerah, aku tidak tau apakah itu karna demam atau karna menahan senang dan malu tapi yang pasti setelah itu kami saling berbagi cerita dan tertawa bersama.
Kami pun pulang setelah agak lama disana, tubuh Rina pun sudah mulai lemas kulihat padahal kita disungai hanya kurang lebih 40 menit saja dan jarak dari rumah ke sungai juga tidak jauh.
Setelah sampai dirumah, Rina hanya terbaring lemas dan tertidur begitu saja. Aku pun ikut berpamitan dan pulang, dalam hatiku semoga Rina lekas sembuh agar besok kita bisa bercerita banyak hal dan membuat cerita baru bersama.
Namun sepertinya tidak seperti yang aku harapkan…
Keesokan harinya pagi-pagi aku begegas kerumah Rina untuk melihat keadaanya, aku sangat khawatir dengan penuh harap aku berdoa untuk kesembuhannya, namun yang kulihat bukanlah sesuatu yang tidak asing bagiku, belum sampai aku didepan pintu rumahnya tubuhku sudah lemas seakan tak percaya dengan apa yang aku lihat. Terpampang jelas didepan mataku, berkibar bendera kecil berwarna kuning didepan halaman rumah Rina.
Aku tak dapat menahan tangis dan sedih yang tiba-tiba memelukku dengan eratnya, aku berlari kedalam rumah lalu kulihat seorang gadis cantik, terbaring disebuah tikar, dengan kulit putih pucat dan beberapa kain putih yang sudah disiapkan tepat disebelah samping ia berbaring.
Naufal : Rina!!!…..kau bilang kita akan bersama kan?!!! kau bilang kita akan menikah iya kan?!!!
Aku menangis sejadi-jadinya, aku benar-benar masih tidak bisa menerima apa yang terjadi dihari itu. Aku tidak tahu jika kemarin adalah hari terakhir aku bisa mendengarnya, melihat senyumnya, dan berbicara dengannya, dan kini tanpa berpamitan kau pergi begitu saja setelah semua yang kita bicarakan dihari itu.
Dua hari setelah kejadian itu ayahku pun pergi menjemputku, ternyata jadwal masuk sekolah dimajukan jadi mau tidak mau aku harus kembali kekota. Aku yang masih terpukul atas kejadian itu menjadi murung, lesu dan tak bersemangat.
Dan sampai saat ini aku masih belum bisa melupakannya, bahkan dengan apa yang kita bicarakan saat itu, saat dimana terakhir kali aku bisa mendengarmu.
“Saat sudah dewasa nanti, kita berdua akan menikah.” “Boleh !”
“Artinya, Kita akan bersama selamanya”
End
Terimakasih sudah membaca salam hangat Mr.Bintang
Tinggalkan Balasan