Bernapas Bersama Perjuangan, Pendidikan, dan Kebaikan

KARYA KADER OPINI

Oleh : Firda Anggota Bidang RPK 

“Hambatan yang menghalangi satu tindakan justru membantu tindakan tersebut. Apa yang menghalangi satu jalan, ia akan menjadi jalan itu sendiri.” Marcus Aurelius

Perjuangan adalah milik mereka yang mencintai setiap proses kehidupan, memaknai dengan baik setiap peristiwa yang terjadi, menikmati setiap rasa sakit dari proses kehidupan yang pahit, dan mampu menahan diri dari hal tidak baik  yang akan merugikan diri sendiri. Sebab, perjuangan yang sesungguhnya adalah berjuang melawan diri sendiri. Pertarungan paling sengit adalah mengenai kebijaksanaan dan pengendalian diri manusia melawan kesenangan pribadi. Karena sejatinya, apapun yang terjadi semuanya berawal dari diri sendiri. Jika kamu tidak menemukan cahaya pada diri kamu, orang lain juga tidak akan menemukannya. Nyalakan api perjuangan pada diri sendiri, agar kamu bisa menemukan tujuan hidup yang jelas dan tertata dengan baik.

Mungkin sebagian dari kita pernah membaca kutipan dari mantan Presiden Afrika Selatan “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia”  Dan mahasiswa adalah generasi perubahan terbaik untuk peradaban. Jika ada seorang mahasiswa berjuang di pendidikan untuk mengubah dunia, maka dapat dipastikan, dua kolaborasi itu akan menghasilkan sebuah peradaban baru di masa yang akan datang. Dan saya ingin menjadi bagian dari kolaborasi gila itu.

Setiap tahun ada 3,7 juta pelajar lulus SMA, namun hanya 1,8 juta pelajar yang bisa melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang kuliah. 1,8 juta mahasiswa yang berkuliah, tidak menjamin semua mahasiswa itu mempunyai ambisi yang sama rata untuk meraih cita-cita, mungkin saja, hanya ada 1 juta mahasiswa yang mempunyai ambisi dan tekad yang kuat terhadap mimpinya.

“Sebuah situasi tidak membentuk seseorang, melainkan ia menunnjukkan bagaimana orang itu sesungguhnya.” – Epictetus

Seandainya di antara 1 juta mahasiswa itu dibagi lagi menjadi dua golongan. Pertama, mahasiswa dari golongan kelas atas. Kedua, mahasiswa dari golongan bawah. Lalu daya juang seperti apa yang bisa kita lihat dari kedua golongan mahasiswa ini? Saya akan mengajak Anda untuk melihat dan memahami dengan baik bagaimana golongan bawah ini melakukan perjuangannya, karena saya merasakan sendiri bagaimana berjuang untuk masuk dalam kategori 1,8 juta pelajar SMA yang bisa berkuliah.

“Bukan apa yang menimpamu, melainkan bagaimana reaksimu terhadapnya” Tidak peduli selemah apakamu, sesulit apa perekonomian keluarga kamu, jika kamu dihadapkan pada jalan buntu, maka buatlah jalanmu sendiri. Jika kamu mempunyai sifat yang lemah, tegakkan badanmu dan angkat kepalamu. Ketika keadaan sulit menimpa kamu, kamu harus menghadapainya. Seperti kata Epictetus, “Semakin berat tantangan, semakin besar kemenanagan menyertainya. Pengemudi yang baik mendapatkan reputasinya setelah melewati badai dan prahara”

Dan, peperangan yang sesungguhnya adalah berperang melawan diri sendiri. Apalagi dengan menyandang status sebagai mahasiswa, usia dimana bersenang-senang dan menghabiskan uang adalah hal paling mudah untuk dilakukan. Melihat teman yang bisa makan di tempat yang mahal, pergi berlibur kemana pun, membuat hati ini sedikit terusik karena hal itu tidak di alami pada diri sendiri.

Nikmati setiap proses kehidupan. Berduka atau tidak, bumi akan terus berputar, malam akan terus berganti menjadi siang, waktu akan terus berjalan tanpa memperdulikan rasa sedih dan dukamu. Kerahkan seluruh usaha untuk menjadi mahasiswa yang benar-benar bisa mengubah dunia melalui pendidikan dan kebaikan. Pelajari kehidupan seperti Epictetus, yang mengajarkan untuk hidup dalam ketenangan. Sebab ketenangan akan datang sendiri kepada jiwa yang tenang.

Mengapa harus berjuang?

Hal apa saja yang akan kita dapatkan ketika berjuang?

“Saat ini adalah waktu yang tepat untuk bersungguh-sungguh menjalani hidup sesuai dengan harapan ideal yang kamu miliki. Berapa lama lagi engkau bersedia untuk tidak menjadi seseorang yang benar-benar engkau inginkan? Dirimu yang masih memiliki harga diri itu tidak bisa lagi menunggu lebih lama. Lakukan prinsip yang engkau yakini sekarang. Berhenti mencari alasan dan jangan lagi menunda-nunda. Semakin cepat engkau menempatkan sisi spiritual ke dalam dirimu, semakin engkau bisa merasa bahagia. Ini hidupmu! Engkau bukan lagi anak kecil. Semakin lama engkau menunggu, semakin rasa malu dan penyesalan menguasai dirimu, karena engkau tahu bahwa sebenarnya engkau mampu melakukan yang lebih baik dari ini. Sejak sekarang, berjanjilah untuk berhenti mengecewakan dirimu sendiri. Jauhkan dirimu dari keramaian. Ambil keputusan untuk menjadi seseorang yang luar biasa dan lakukan apa yang engkau pikir harus dilakukan sekarang.” – Epictetus (Kutipan dari teori Stoicism )

Bersama perjuangan, kita wujudkan impian.

Bersama pendidikan, kita wujudkan peradaban yang menakjubkan

Dan bersama kebaikan, kita wujudkan kehidupan yang penuh ketentraman dan kedamaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *