Penulis: Red

  • BMT Al-Hikmah Permata Support Kaderisasi PK IMM AR-Fachruddin wujud Apresiasi Dalam Memajukan Kader Angkatan Muda Muhammadiyah Jepara

    BMT Al-Hikmah Permata Support Kaderisasi PK IMM AR-Fachruddin wujud Apresiasi Dalam Memajukan Kader Angkatan Muda Muhammadiyah Jepara

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM AR-Fachruddin 2023/2024)

    Jepara, 22 Juni 2024 – Budi Mulyono, Direktur Utama BMT Al-Hikmah Permata, menerima kunjungan dari Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) AR-Fachruddin Unimus dengan sambutan yang hangat dan antusias. Kunjungan ini diwakili oleh Nova Putraku Bintang, Ketua Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik (HKP), yang menyampaikan niat, tujuan, serta advokasi terkait permasalahan yang dihadapi oleh komisariat.

    Dalam pertemuan tersebut, Budi Mulyono memberikan apresiasi tinggi terhadap tekad dan semangat para kader IMM yang tetap berpegang teguh pada idealisme mereka. Ia menekankan pentingnya menjaga martabat dan harga diri sebagai kader IMM, serta menyoroti semangat yang ditunjukkan oleh kader-kader dari Jepara, khususnya di wilayah Pakis Aji dan sekitarnya.

    “Semangat ini harus terus dijaga sehingga kader-kader dari Jepara, khususnya di wilayah Pakis Aji dan sekitarnya, bisa benar-benar berproses dan ditempa di sana. Dengan demikian, kader Muhammadiyah Jepara akan menjadi kader yang berkualitas untuk melanjutkan tampuk kepemimpinan yang akan datang, sebagai bentuk ikhtiar kita dalam reorganisasi Muhammadiyah Jepara, khususnya Pakis Aji,” ungkap Budi Mulyono.

    Nova Putraku Bintang, dalam tanggapannya, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan yang diberikan. Dukungan moral dan material dari Budi Mulyono dan BMT Al-Hikmah Permata sangat memotivasi kader IMM untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam memajukan IMM dan Muhammadiyah. Ia juga menekankan bahwa dukungan ini akan menjadi dorongan kuat bagi kader-kader untuk terus berkarya, menjaga nama baik organisasi, dan berperan aktif dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

    “Kami merasa sangat termotivasi dengan dukungan yang diberikan oleh Bapak Budi Mulyono. Ini bukan hanya dukungan moral dan material, tetapi juga dorongan semangat bagi kami untuk terus maju dan berkembang. Kami akan terus berusaha memajukan IMM dan Muhammadiyah serta menjaga nama baik organisasi,” ungkap Nova Putraku Bintang.

    Dalam konteks pendidikan politik, kader IMM diajak untuk lebih kritis dalam menilai kebijakan publik dan lebih aktif dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Dukungan dari BMT Al-Hikmah Permata tidak hanya dilihat sebagai bantuan materi, tetapi juga sebagai bentuk pengakuan terhadap pentingnya peran kader IMM dalam memajukan masyarakat.

    Kunjungan ini juga menyoroti pentingnya sinergi antara organisasi mahasiswa dan lembaga keuangan syariah dalam membangun kapasitas kader. Budi Mulyono menekankan bahwa BMT Al-Hikmah Permata akan terus mendukung upaya-upaya kader IMM dalam memajukan Pengkaderan, Idelogi, Intelektual ,dan Humanitas, baik melalui program-program pendidikan, pelatihan kepemimpinan, maupun advokasi kebijakan.

    “Kolaborasi ini adalah wujud nyata dari komitmen kami untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas di Jepara. Kami percaya bahwa dengan pendidikan yang tepat dan dukungan yang kuat, kader IMM akan mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang berintegritas dan berkompeten di masa depan,” tambah Budi Mulyono.

    Pertemuan ini mempertegas komitmen bersama antara PK IMM AR-Fachruddin dan BMT Al-Hikmah Permata dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kader Angkatan Muda Muhammadiyah. Dukungan ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi kader-kader IMM untuk terus berkembang, berinovasi, dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat Jepara.

    Dengan demikian, langkah-langkah konkret yang diambil oleh BMT Al-Hikmah Permata dalam mendukung kaderisasi PK IMM AR-Fachruddin merupakan bentuk apresiasi yang mendalam terhadap perjuangan dan semangat kader IMM dalam menjaga martabat dan idealisme mereka. Ini adalah sebuah upaya untuk memastikan bahwa kader Muhammadiyah di Jepara dapat tumbuh menjadi pemimpin yang berintegritas, kompeten, dan berkomitmen untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

  • Kunjungan Kultural Ketua Umum PK IMM AR-Rabbani Kudus ke Semarang: Membangun Sinergi dan Memperkuat Sistem Perkaderan

    Kunjungan Kultural Ketua Umum PK IMM AR-Rabbani Kudus ke Semarang: Membangun Sinergi dan Memperkuat Sistem Perkaderan

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM AR-Fachruddin 2023/2024)

    Semarang, 1 Juni 2024 – Syahid Fatah Cokropranoto, Ketua Umum PK IMM AR-Rabbani dari IMM Cabang Kudus, melakukan kunjungan kultural ke Semarang. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan budaya perkaderan yang diterapkan di IMM Semarang, serta membangun sinergi antara kedua cabang.

    Dalam kunjungannya, Syahid mengunjungi kediaman Ketua Bidang Hikmah, Kebijakan Publik (HKP) PK IMM AR-Fachruddin, serta Ketua Korps Instruktur IMM Semarang. Kegiatan ini merupakan upaya untuk memahami lebih dalam mekanisme dan strategi perkaderan yang ada di Semarang.

    Kunjungan ini juga dilanjutkan dengan observasi langsung terhadap kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD) PK IMM Al-Farukhi, yang pada malam itu sedang melaksanakan proses pengkaderan dasar bagi sejumlah kader dari Semarang. Acara ini berlangsung di SD Muhammadiyah 12 Semarang dan mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak.

    Dalam kunjungan tersebut, Syahid Fatah Cokropranoto didampingi oleh Nova P. Bintang, Kepala Bidang HKP PK IMM AR-Fachruddin. Mereka bersama-sama meninjau salah satu kader yang sedang berproses di DAD PK IMM Al-Farukhi.

    Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh para instruktur yang bertugas, serta oleh pimpinan cabang, seperti M. Sayyidin Jaya, Ketua Umum PC IMM Kota Semarang; Aldifa Adzani Firdaus, Ketua Koordinator Komisariat Unimus; dan Ilham Nugraha, Ketua Umum Koordinator Komisariat UIN Walisongo.

    Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan antar cabang, tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi strategis di masa depan, guna memperkuat basis perkaderan dan memajukan IMM secara keseluruhan.

  • Senja di Kota Iskandar Muda

    Senja di Kota Iskandar Muda

    Oleh : Uhti Hafida Nurhayati (Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM AR. Fachruddin 2023-2024)

    Disaat matahari mulai terbenam, cahayanya berangsur angsur meredup, dan memberikan tempat bagi kegelapan untuk merajai langit. Ketika matahari mulai bergerak di bawah cakrawala dan sinarnya menembus lapisan atmosfer yang lebih tebal, menjadikan penyebaran cahaya dan warna yang berbeda. Bukan hanya memberikan pemandangan yang indah dan dramatis, lebih dari itu senja menghadirkan panorama langit yang menakjubkan.

    Tepatnya di hari sabtu tanggal 5 Maret 2024, aku dan kawan kawan menjalankan modul nusantara berupa kunjungan ke Masjid Baiturrahman. Dimulai dari tempat yang memiliki julukan Serambi Mekkah. Kenapa mendapat julukkan sebagai Serambi Mekkah? Karena orang-orang dahulu sebelum pergi ke mekkah mereka melakukan pendalaman agama disini, latihan bermanasik haji dan bermalam sebelum pergi melanjutkan perjalanan ke tanah suci mekkah.

    Sebuah bangunan kokoh nan indah yang dibangun dengan begitu megahnya, suatu hal yang menakjubkan bagiku ketika pertama kali melihatnya secara langsung, seakan-akan hati kecil ini berkata “Jika serambi mekkah saja sudah sangat begitu indah lalu bagaimana dengan keadaan di mekkah sana, pastilah jauh lebih dari apa yang pernah aku bayangkan”. Menyusuri setiap sudut masjidnya seakan tergambar bagaimana keadaan dahulu ketika masih digunakan untuk berbagai macam kegiatan, yang mana pada waktu itu masjid raya ini memiliki fungsi utamanya yaitu untuk beribadah maka disisi lain digunakan untuk menuntut ilmu pendidikan yang berupa pendidikan agama, ekonomi, dan persandian.

    Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan dapat kita ketahui dalam sejarahnya yang didirikan tahun 1992 M oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah, ditempat paling strategis ini sehingga menjadikan beberapa peristiwa kontroversial, seperti pembakaran masjid oleh belanda untuk dijadikan gereja sebagai pusat kristenisasi. Tidak semudah kita membalikkan telapak tangan, begitu juga dengan belanda saat itu yang tidak mampu meluluhkan hati masyarakat aceh terhadap simbol dan tempat beribadah yang sudah menjadi pusat dalam melakukan kegiatan-kegiatannya. Sehingga dibangunlah kembali masjid raya seperti sebelumnya dengan di tambah beberapa kubah yang menjadikan masjid raya lebih megah dan indah seperti sediakala.

    Kemudian diceritakanlah kisah bagaimana tsunami yang sempat menerjang namun tak mampu merobohkannya. Alasan logis mengapa masjid ini tidak terkena tsunami pada waktu itu yaitu dahulunya memang masjid raya ini mempunyai benteng yang kokoh dengan dua lapisan tembok, lapisan ini dibuat berjejer sehingga memiliki ketahanan yang kuat, dan pada waktu itu gelombang tsunaminya tidak langsung menghempas ke arah masjid sehingga dengan kehendak Allah masjid raya tetap berdiri kokoh. Terlepas dari semua itu balik lagi ke sumber kita yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang maha berkuasa untuk tidak merobohkan rumah-Nya, karena secara logis pun gempa dahsyat yang di sertai tsunami tersebut sangat memungkinkan untuk meluluh lantakkan semua yang dilewatinya.

    Sehingga pada masanya masjid raya ini dijadikan 3 simbol :

    1. Religius = Simbol agama, karena masjid ini merupakan tempat beribadah seorang muslim. Selain daripada pusat peribadatan masjid ini juga sebagai pusat pengajaran berbagai ilmu pengetahuan.
    2. Patriotisme = Benteng pertahanan, yakni pertahanan terhadap serangan-serangan belanda yang dahulu sangat berambisi mendapatkan wilayah aceh. Yang kemudian sempat di pertahankan oleh seseorang bernama Leung Bata.
    3. Nasionalisme = Tempat utama pada pertemuan-pertemuan penting, dan hikmah dari tsunami aceh di tahun 2004 lalu, kondisi Aceh dan Indonesia yang dulunya sempat renggang kini terjalin dengan damai tak lepas dari pertemuan keduanya di masjid raya ini.

    Masjid Raya Baiturrahman ini menjadi saksi bisu terjalinnya kedamaian antara Aceh dan Indonesia. Yang sampai saat ini menjadikan beberapa pandangan bahwa aceh adalah tempat teraman dan ternyaman.

    Di sisi barat masjid raya akan terlihat bagaimana sang kuasa memamerkan ciptaan-Nya, berupa senja yang muncul ketika waktu maghrib tiba. Di kelilingi oleh menara yang menjulang tinggi, menampakkan sedikit warna jingganya namun tak menghilangkan pesonanya, seperti sang putri yang malu ketika dilihat banyak manusia, maka seperti itulah senja disana.

    Ibarat senja, masjid raya ini memiliki kisah yang kelam dan mengharukan namun diakhiri dengan sebuah keindahan yang selalu didambakan. Sungguh kisah dari mesjid raya ini merupakan momen magis yang mencerminkan banyak makna dalam kehidupan kita, selain menjadi perubahan tempat yang indah, dengannya aku dan tentunya kita dapat menghargai keindahan alam, merenungkan hidup dan merangkul kesempatan baru yang menanti disetiap harinya.

    Paduan warna senja yang berupa gelap dan terang terlihat begitu eksotis. Simbol darinya diibaratkan sebagai sisi kebaikan dan keburukan dalam kehidupan. Hal inilah yang mengajarkan padaku bagaimana bukan hanya tempat, namun seseorang juga pasti memiliki sisi baik dan buruknya, tinggal bagaimana cara kita memandang dan bersikap padanya. Tak luput dari itu senja pun menampilkan keindahan yang begitu luar biasa tanpa menyuarakannya, namun sejatinya banyak orang yang terpesona dan mengakui keindahanya. Sebagaimana masjid raya ini yang tanpa bersura pun orang yang memandangnya akan mengakui keindahan didalamnya, biarkan orang lain menilai sampai paham bagaimana sesuatu itu memiliki karakter dan keindahan masing-masing.

    Sisi syahdu dari senja yakni mengikhlaskan, mengikhlaskan siang untuk hadirnya malam, seperti mengikhlaskan peristiwa lalu untuk masa sekarang. Belajar dari peristiwa yang pernah ada, kita dapat menjaga dan tentunya lebih waspada terhadap gejala gejala yang ada. Dengan tak lupa berdo’a untuk senantiasa dalam lindungan-Nya, semoga kita semua selalu dalam pengawasan-Nya.  Dengan menjadikan pelajaran dari setiap perjalanan yang pernah kita lakukan, dalam setiap perjalanan manusia pasti ada yang harus dihadirkan dan ada yang harus diikhlaskan, karena tidak semuanya abadi, penderitaan dan kebahagiaan pun tidak selamanya kita alami, semua memiliki porsi dan bagian masing-masing sehingga meski perjalanan hidup ini terasa berat yakinlah semua akan digantikan dengan sesuatu yang jauh lebih indah.

    Pertolongan Allah selalu datang untuk orang orang yang berserah diri, menghadirkan Allah disetiap perjalannya dan senantiasa berjuang di setiap waktunya. Tak hanya siang dan malam yang dapat di rubah-Nya, semudah membolak-balikkan tangan, hati manusia pun dapat di lakukan-Nya. Yakinlah ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran yang kamu jalani, yang akan membuatmu terpana hingga dirimu lupa betapa pedihnya rasa sakit.

  • Deduksi tanpa Arah yang Mengotori IMM Jawa Tengah

    Deduksi tanpa Arah yang Mengotori IMM Jawa Tengah

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM AR-Fachruddin 2023/2024)

    Dalam proses penilaian, penting untuk memastikan bahwa penilaian dilakukan secara objektif, bukan secara subjektif, dan disertai dengan bukti sehingga konsep yang dibangun untuk menjadi tolak ukur penilaian dapat dianggap tepat dan berkesan membangun. Hal ini perlu diperhatikan untuk menanggapi narasi yang mengansumsikan bahwasannya IMM Jateng telah kehilangan kompasnya.

    Dalam memahami konteks Intelektualitas pengertian intelektualitas sendiri memiliki banyak variasi begitupun dalam pelaksanaan maupun pengembanggannya, rasanya tidak pantas menganggap klaim tentang kegiatan “International Conference” sebagai sesuatu yang lucu atau menggemaskan. Upaya untuk meningkatkan keilmuan dan aktualisasi dalam mendukung internasionalisasi Muhammadiyah melalui konferensi tersebut adalah langkah yang positif, meskipun mungkin belum optimal dalam melibatkan banyak kader IMM.

    Rumah Tuhan

    Kritik terhadap kader-kader IMM yang tidak aktif dalam memakmurkan masjid sebaiknya diimbangi dengan pemahaman yang lebih luas tentang peran IMM dalam masyarakat. Memakmurkan masjid memang penting, tetapi IMM juga melakukan banyak hal lain untuk mengembangkan potensi mahasiswa dan berkontribusi pada masyarakat. IMM memiliki peran strategis dalam mendidik dan membentuk karakter mahasiswa yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah. Hal ini mencakup pengembangan intelektualitas, moralitas, dan kepedulian sosial mahasiswa. Oleh karena itu, kritik terhadap IMM seharusnya tidak hanya berfokus pada satu aspek, tetapi juga memperhatikan peran dan kontribusi positif yang telah dan dapat dilakukan oleh IMM dalam mengembangkan potensi kader dan berkontribusi pada masyarakat secara lebih luas. Meskipun dibilang masih kurang dalam evaluasi dan kolaborasi didalam tubuh IMM Jateng mungkin dapat dibenarkan, namun penting untuk diingat bahwa ini adalah tantangan umum yang harus dihadapi oleh banyak organisasi, terutama Organisasi Mahasiswa. Membangun proses peninjauan yang efektif dan memfasilitasi kolaborasi, yang berarti memerlukan komitmen dan upaya jangka panjang dari seluruh kader.

    Konsistensi dan Pengaruh digital

    “Mencari ketenaran semata diruang digital”, kurang lebih seperti itulah kritik pedas terhadap beberapa kegiatan perkaderan yang telah dilaksanakan di IMM Jateng yang mungkin ada sebagian kalangan yang menerima akan hal tersebut, tetapi juga perlu dipahami bahwa pengaruh digital dan media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menyebarkan pesan dan membangun kesadaran. Kenyataannya adalah kegiatan ini tidak hanya sebatas formalitas saja namun berfokus pada tantangan-tantangan zaman yang lebih kompleks, penting untuk menemukan keseimbangan antara eksistensi online dan kontribusi yang nyata dalam masyarakat. Oleh karena itu, tidak dapat dibenarkan jika kegiatan-kegiatan tersebut hanya berfokus pada kebutuhan digital, karena dalam pelaksanaannya ada ruang untuk kebutuhan perkaderan.

    Orientasi Perjuangan

    IMM perlu untuk mengingat kembali orientasi pergerakan dan memahami pemikiran para pendiri bukan untuk terjebak pada kisah-kisah klasik yang tentunya memiliki nilai dan gagasan yang mungkin dapat kita terapkan. Namun, perlu diingat bahwa tantangan yang dihadapi oleh IMM dan Muhammadiyah secara keseluruhan mungkin berubah seiring berjalannya waktu, sehingga IMM harus dapat menyesuaikan orientasinya dengan tantangan dan keadaan saat ini.Dalam konteks yang terus berubah, IMM perlu memiliki fleksibilitas dan keberanian untuk berinovasi.

    Hilang Arah

    Daripada hanya menyoroti masalah akan lebih efektif jika menggunkan pendekatan konstruktif dengan menyertakan saran dan solusi, karena Menyoroti kekurangan tanpa mengakui pencapaian positif yang telah dilakukan oleh IMM juga tidak adil.  penting untuk diingat bahwa banyak kader IMM terus berkontribusi dalam berbagai bidang, meskipun tidak selalu terlihat. Tidak adanya arah yang jelas dalam jangka waktu tertentu tidak selalu berarti kehilangan arah secara permanen, hal ini bisa menjadi bagian dari proses transformasi dan adaptasi IMM dalam menghadapi tantangan baru.

    Penutup

    Dalam melakukan penilaian terhadap IMM Jawa Tengah, penting untuk mempertimbangkan dasar yang objektif dan bukti yang kuat daripada asumsi subjektif semata. IMM perlu mengingat kembali orientasinya namun juga harus bisa menyesuaikan diri dengan tantangan dan keadaan saat ini. Dengan sikap yang konstruktif, IMM dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi mahasiswa dan masyarakat.

    Akhir kata IMM JAYA!!

  • Kedzaliman Rektorat dalam Penyelewengan Kekuasaan kepada Mahasiswa Proletar

    Kedzaliman Rektorat dalam Penyelewengan Kekuasaan kepada Mahasiswa Proletar

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM Ar-Fachruddin 2023/2024)

    Sebagai pemegang jabatan tertinggi di suatu Universitas sudah menjadi keharusan bahwa kepentingan mahasiswa adalah pioritas bagi kebijakan rektorat unimus, pada Rabu, 27/03/2024 kami dari PK IMM Ar-Fachruddin menggelar acara di sebuah resto caffe bernama Arunnika yang manajemennya masih terhubung dengan rektorat Unimus. Kami sudah sepakat dengan pihak terkait bahwasannya tempat VVIP yang telah kami reservasi jauh sebelum hari pelaksanaan dapat kita gunakan, akan tetapi hal diluar dugaan tiba-tiba menghampiri kami tempat yang seharusnya sudah dipersiapkan untuk acara malah dijadikan gudang sementara oleh pihak rektorat, kami pun dipaksa untuk pindah tempat padahal acara seharusnya dimulai 1 jam kedepan dengan dalih bahwa barang yang ada disitu tidak bisa dipindahkan dalam kurun waktu satu hari.

    Yang menjadi titik permasalahan adalah pihak rektorat dengan sewenang-wenang menggunakan hak otoritasnya untuk mengedepankan kepentingan Unimus daripada kepentingan mahasiswanya padahal ruangan tersebut memang difungsikan sebagai ruang pertemuan tertutup bukan tempat penyimpanan barang.

    Bagaimana bisa kekuasaan yang seharusnya digunakan untuk kebijakan dan mengutamakan kenyamanan baik itu mahsiswa maupun akademisi malah dengan sengaja menutup ruang-ruang diskusi untuk mahasiswa, lebih parahnya lagi ruang tersebut sudah kami reservasi namun tidak digubris dan tak ada sikap tanggung jawab. Hal ini mengingatkan pada salah satu model kepemimpinan di tahun krisis moneter yang mana feodalisme menjadi dasar kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, kami sebagai mahasiswa atau bisa dibilang rakyat proletar kampus merasa adanya perbedaan yang sangat nyata dimana mereka yang terhubung oleh pihak rektorat seakan mempunyai kewenangan yang bisa digunakan secara sepihak, sedangkan kami para rakyat harus memohon-mohon bahkan sering dipersulit dalam birokrasi. Belum lagi ketika kita dipersekusi karena adanya suatu kesalahan yang bila diliat dari berbagai sudut pandang tentu itu bukan murni kesalahan satu pihak melainkan ada campur tangan dari pihak kampus entah itu mempersulit perizinan, pencairan dana, bahkan untuk menggunakan fasilitas terkadang dibatalkan karena bersinggungan dengan pihak kampus.

    Seharusnya pihak rektorat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi mampu bersikap lebih bijak terhadap rakyatnya dalam konteks ini adalah mahasiswa unimus, dan perlu diingat kami adalah ortom anak dari Muhammadiyah itu sendiri yang seharusnya AUM dan Ortom saling bersinergi dalam mendukung kepentingan masing-masing. Dalam situasi tertentu AUM adalah pihak pendukung dari program kebijakan yang dicetuskan oleh Ortom, dengan demikian Ortom pun menjadi suksesi dari kemajuan AUM itu sendiri. Jika dukungan kecil seperti ini tidak mampu diberikan bukankah akan menjadi aib bagi persyarikatan.

    Kami harap fenomena ini dapat menjadi perhatian bagi pemegang kekuasaan kampus untuk tidak sewenang-wenang dalam menggunakan otoritasnya, lebih mengedepankan kepentingan mahasiswa dan lebih bijak dalam menggunakan fasilitas sesuai dengan fungsinya, dan perlu diingat bahwa ini bukanlah niat buruk untuk menjatuhkan tapi sebagai kritik dan saran dari kami mahasiswa dan Ortom kepada AUM atau pihak kampus untuk kemajuan Universitas Muhammadiyah Semarang.

    Akhir kata IMM JAYA!!!

  • Waktu Menuntut IMM untuk Membuka Jalan Kolaborasi Politik

    Waktu Menuntut IMM untuk Membuka Jalan Kolaborasi Politik

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM Ar-Fachruddin 2023/2024)

    Pada acara Pengenalan Politik Mahasiswa (PPM) yang diselenggarakan oleh Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik PK IMM Ar-Fachruddin pada Rabu, 27 Maret 2024, kami memiliki kesempatan berharga untuk berbagi pengetahuan dan memperluas jaringan dengan berbagai Organisasi Mahasiswa. Acara ini juga memungkinkan kami bertemu dengan Muhammad Dinar Ramadhan, seorang kader diaspora yang sukses dalam berorganisasi di lingkungan kampus. Beliau, pernah menjabat sebagai Ketua Umum IMM Cabang Kota Semarang pada tahun 2019, berbagi pandangannya tentang sejarah partai politik mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Semarang. Beliau mengatakan bahwa, “keberadaan partai politik mahasiswa bukan hal baru, namun sering kali hanya digunakan sebagai alat politik dan akhirnya tergerus oleh perubahan zaman.”

    Saat ini, kita tidak boleh terkejut dengan wacana mengenai sistem partai politik di kalangan mahasiswa, karena ini bukanlah hal baru dan telah direncanakan sejak lama. Namun, baru-baru ini, wacana tersebut semakin nyata dan menimbulkan berbagai reaksi, termasuk yang menganggapnya sebagai ancaman.

    Sebagai organisasi pergerakan dan pengkaderan, IMM harus siap menghadapi kondisi yang mengharuskan berpartisipasi dalam sistem partai politik. Perlawanan hanya dengan identitas tidaklah cukup untuk memenangkan kompetisi. Kita perlu berkolaborasi, membentuk koalisi, dan menetapkan visi-misi untuk memantapkan langkah menuju IMM yang lebih fleksibel.

    Kita menyadari bahwa selama ini IMM fokus pada integritas, humanitas, dan intelektualitas, namun satu hal terlupakan yaitu kepedulian terhadap politik yang ternyata sangat berpengaruh terhadap masa depan IMM. Banyak kader yang terpinggirkan karena kurangnya dukungan dan konsistensi dari IMM. Kader-kader yang sudah berkiprah di eksekutif atau legislatif sering kali tersisihkan karena keegoisan, pragmatisme, dan apatis. Hal ini menyebabkan polarisasi yang berkelanjutan dan mematikan semangat politik di kalangan kader yang memiliki minat dan bakat di bidang politik.

    Oleh karena itu, IMM harus menjadi lebih fleksibel dan tidak hanya terpaku pada urusan ideologisasi saja. Divisi yang terjun dan fokus pada urusan eksternal harus didukung sepenuhnya oleh komisariat dan koordinator komisariat.

    Ghivari Arfanandi, GUBMA FEB periode 2022/2023, dalam acara PPM kemarin, menyatakan bahwa “IMM perlu mengambil peran yang lebih aktif dalam politik kampus untuk memperkaya warna demokrasi. Saat ini, demokrasi seharusnya melibatkan berbagai pihak tanpa terpaku pada satu gerakan tertentu, namun kondisi IMM saat ini masih dianggap kurang memadai sebagai pesaing karena kurangnya persiapan dan kesiapan dalam reformasi sistem partai politik mahasiswa yang pernah ada. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kepedulian terhadap politik yang sering dianggap kotor.”

    Fleksibilitas ini akan membantu IMM memberikan warna baru dalam sistem perpolitikan kampus dan menghadapi sistem partai politik dengan lebih siap.

    Muhammad Surya Setiawan, selaku Ketua Umum PK IMM Ar-Fachruddin, menegaskan bahwa “meskipun tidak kekurangan individu yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi, IMM masih kekurangan kesadaran politik, pengalaman, dan informasi yang memadai dalam pertarungan politik. Kekurangan ini membuat IMM rentan menjadi lemah dan lengah dalam menghadapi lawan. Informasi menjadi senjata utama dalam melakukan pemetaan dan strategi politik.”

    Kita tidak boleh tertinggal dalam persiapan dan kesadaran politik. Informasi menjadi senjata utama dalam pemetaan dan strategi politik, namun seringkali informasi digunakan untuk kepentingan pribadi atau malah dipertukarkan dengan keuntungan material. Kita harus bersatu dan bergerak, meninggalkan masalah personal atau komisariat, untuk menciptakan perubahan yang kita inginkan. Revitalisasi IMM mungkin tidak akan terjadi secara instan, namun persiapan yang matang dan strategis dapat membawa IMM ke arah yang lebih baik, bersama kita wujudkan perubahan .

    Akhir kata IMM JAYA!

  • Menjelang Tirani IMM : Pasca Muktamar Palembang

    Menjelang Tirani IMM : Pasca Muktamar Palembang

    Oleh : Tegar Leksmana

    Editor : Bintang

    Hampir sudah sebulan muktamar IMM ke-20 di Palembang telah dilaksanakan, telah juga kita temukan konfigurasi politik yang terjadi pasca muktamar Palembang, setidaknya menjadi hal menarik di dalam IMM bahwa telah terjadi gerakan baru yang dilakukan oleh golongan Zaki Nugraha sebagai salah satu calon Ketua Umum IMM. Mendeklarasikan diri sebagai pemenang kontestasi politik melalui penyimpangan konstitusi IMM. Menjadikannya sebuah hal yang baru.

    Penyimpangan yang tidak normal tersebut disebabkan oleh proses pendidikan politik serta krisis demokrasi yang ada di dalam tubuh IMM sendiri. Kemenangan yang didapati Riyan Betra Delza tak luput diprediksi oleh banyak kalangan mahasiswa Muhammadiyah, tentu peran yang amat sangat kuat dari rezim penguasa republik ini menjadi salah satu faktor utama mengapa kemudian kemenangan telak yang didapatkan oleh Riyan Betra Delza menjadi sebuah kenyataan.

    Peran negara dalam pengkondisian salah satu organisasi otonom Muhammadiyah adalah cara orkestrasi politik penguasa agar pertunjukkan negara tirani menjadi lebih mudah diamankan, sebab melalui kelompok-kelompok mahasiswa yang besar seperti IMM, dapat dipastikan masa mahasiswa Muhammdiyah telah diamankan. Penyakit penguasa otokratik ini telah menjalar ketubuh-tubuh generasi yang kelak akan menggantikan mereka.

    IMM menjadi salah satu instrumen yang cukup konsisten beberapa waktu ini mengikuti arah gerakan penguasa otokratik. Kemenangan Riyan Betra Delza menjadi lonceng mulainya struktural-struktural IMM di isi oleh orang yang mengamini kegiatan tirani penguasa.

    Persoalan mendasar dari menujunya IMM tirani adalah moral, kebenaran, dan ideologi gerakan menjadi kabur dan buram, adanya keremangan mengakibatkan nilai kebenaran hanya didapati oleh interprestasi penguasa yang tiran. IMM akan menjadi kelompok orang yang disebut sebagai Samiri dan Hamannya Firaun juga Qorun.

    Keabnormalan politik IMM pada Muktamar Palembang, memberikan pandangan kepada mahasiswa Muhammadiyah kepelikan yang dipertontonkan oleh mereka yang haus akan kekuasaan, tindakan Zaki Nugraha dengan upaya mendeklarasikan diri sebagai Ketua Umum terpilih, sebenarnya bukanlah jawaban utama yang baik, sebab tindakan tersebut menunjukan ketidakdewasaan berpolitik. Namun, pada kondisi yang abnormal sepertinya bentuk perlawanan yang paling mungkin dapat dilakukan oleh Zaki Nugraha terhadap Riyan Betra Delza.

    Perlawanan terhadap kekuasaan tirani sudah wajib untuk di ikrarkan oleh orang-orang yang sadar akan sudahnya IMM mendekati diri di tepi jurang tirani, rasanya melakukan perlawanan-perlawanan terhadap tirani boleh saja melalui extraordinary konstitusi. Akan tetapi perlu juga, melalui cara-cara yang diperbolehkan oleh konstitusi IMM salah satunya adalah Musyawarah Luar Biasa agar dikembalikan ruh gerakan di dalam perbincangan tingkat nasional oleh kader-kader. Salah satu kegagalan muktamar palembang adalah menghilangkan salah satu elemen penting dalam musyawarah tingkat nasional tersebut dengan meniadakan sidang komisi sebagai salah satu upaya penting pada proses demokrasi yang baik.

    Alih-alih menjaga nilai dan mengupayakan proses demokrasi yang baik, justru terjadi sebaliknya. Muktamar Palembang kali ini hanya sebagai rutinitas seremonial yang menghabiskan banyak biaya tanpa mengeluarkan sebuah gagasan serta ide-ide yang dapat di implementasikan ke dalam praksis gerakan IMM.

    Tidak hanya persoalan yang substantif, pun juga pada proses muktamar Palembang sendiri menunjukan sebuah kegiatan yang tidak sehat dengan adanya pertikaian fisik yang sudah seharusnya tidak perlu dibuat dan dipertontonkan.

    Pembiaran terhadap tindakan tirani oleh penguasa untuk melenggangkan kekuasaannya perlu lah dilawan, begitu pula dengan gerakan mahasiswa IMM perlu juga diselamatkan dari penyakit yang amat sangat berbahaya ini. “jika tak ada satu pun di antara kita siap mati demi kebebasan, kita semua akan mati di bawah tirani” Timothy Synder

  • Replika Politisi Ulung sang Immawan dari Kota Semarang

    Replika Politisi Ulung sang Immawan dari Kota Semarang

    Oleh : Nova Putraku Bintang (Ketua Bidang HKP PK IMM AR. Fachrudin 2023-2024)

    Dalam pengembaraan yang saya jalani, saya menemukan bahwa politik bukanlah sebuah permainan belaka yang berpacu pada uang dan kekuasaan. Politik adalah gambaran seseorang yang berjuang demi kepentingan bangsa dan negara tidak hanya rakyat namun ekosistem alam yang patut kita jaga kelestariannya, disinilah letak dimana politik harus berjalan sesuai pada mandatnya dengan mengatur bagaimana alam tidak dieksploitasi secara berlebihan, memenuhi hak-hak para petani, nelayan, dan buruh, serta menuntaskan masalah kelaparan karena hilangnya sumber pemasukan yang disebabkan oleh kurangnya lahan pekerjaan bagi para pengangguran dan masih banyak lagi.

    Terjun kedalam dunia politik tidak selalu harus mengotori tangan kita. Sebagai mahasiswa, terutama anggota IMM, kita dapat mengambil bagian dalam pertarungan politik menggunakan high politics. Melalui cara ini nilai dan agama yang selama ini kita perjuangan mampu memberikan output yang diharapkan dalam bentuk perjuangan politik. Landasan yang harus kita pegang sejak awal adalah Islam berkemajuan dimana tuntutan-tuntutan zaman akan senantiasa bisa kita hadapi begitu pula dengan kondisi perpolitikan di negeri ini, saat ini kita tidak bisa jika hanya mengandalkan aksi-aksi semata karena pergerakan ini bersifat arogansi dan seringkali merusak, hal ini tidak sesuai dengan asas islam berkemajuan yang menjunjung tinggi keamanan, moralitas, etika, dan kerja keras.

    Politik dan Mahasiswa

    Menyikapi dinamika politik kampus yang sedang mencuat hingga saat ini, dengan keberagaman organisasi mahasiswa yang kuat, muncul isu mengejutkan tentang rencana sebuah partai mahasiswa untuk memasuki ranah kampus. Partai ini berencana membentuk partai di kalangan mahasiswa, dengan tujuan untuk menggalang dukungan politik di tingkat kampus. kekhawatiran akan masuknya sebuah partai di kalangan organisasi mahasiswa ini menimbulkan beberapa problematik salah satunya mereka khawatir bahwa masuknya sistem partai akan merusak tatanan dan dinamika organisasi mahasiswa yang selama ini terjaga dengan baik. Banyak yang berpendapat bahwa kehadiran partai mahasiswa dapat mengganggu kebebasan berorganisasi dan berpendapat di kampus karena kuatnya pengaruh dari partai tersebut.

    Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa kehadiran partai ini dapat menciptakan poros atau basis politik tertentu di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat mengubah dinamika kehidupan kampus, yang selama ini dikenal dengan keragaman ideologi dan pandangan politik di kalangan mahasiswa, kita bahkan belum tau ideologi apa yang dibawa oleh partai sehingga ada kemungkinan jika ideologi yang dibawa bisa merusak dan mengubah tatanan organisasi mahasiswa yang sebelumnya kondusif.

    Beberapa organisasi mahasiswa mulai merencanakan strategi untuk menghadapi masuknya sistem partai ini. Mereka berencana untuk melakukan dialog dan diskusi dengan pihak partai terseut untuk mencari solusi yang terbaik bagi keberlangsungan organisasi mahasiswa dan kehidupan kampus secara keseluruhan. Namun tentu saja ini bukanlah perkara yang mudah disamping sulitnya berdiplomasi dengan pihak terkait informasinya pun masih terbilang eksklusif sehingga informasi yang diterima oleh beberapa ormawapun masih sedikit dan ada perbedaan juga didalamnya.

    Namun, di tengah-tengah kekhawatiran dan perencanaan ini, ada pula kalangan mahasiswa yang melihat masuknya sistem partai sebagai peluang untuk lebih aktif dalam dunia politik. Mereka berpendapat bahwa dengan adanya partai mahasiswa, mahasiswa dapat memiliki wadah yang lebih terstruktur untuk menyuarakan aspirasi dan pandangan politik mereka. Situasi ini menciptakan ketegangan dan dinamika baru di kalangan mahasiswa. Tantangan bagi organisasi mahasiswa adalah bagaimana menjaga keberagaman dan kebebasan berpendapat di tengah-tengah masuknya sistem partai, sementara bagi mahasiswa yang melihat peluang, mereka harus memastikan bahwa partisipasi politik mereka tidak merugikan tatanan kampus yang sudah ada.

    Sebagai kader IMM, Kita dapat melihat bahwa partisipasi dalam sistem politik kampus dapat menjadi cara yang efektif untuk menyuarakan nilai-nilai dan tujuan organisasi, dengan terlibat dalam sistem partai politik, kita dapat memastikan bahwa suara dan aspirasi mahasiswa yang kita bawa dapat didengar dan diwakili dengan lebih baik dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, hal ini juga dapat membuka peluang untuk memperluas jaringan, berkoalisi maupun berkolaborasi dengan organisasi lain, meningkatkan keterampilan kepemimpinan, dan memperluas pemahaman tentang politik. Namun, tentu saja, penting untuk memastikan bahwa keterlibatan dalam sistem partai politik dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip IMM. Menyikapi kekhawatiran yang muncul dari pihak lain dengan cara yang terbuka dan konstruktif dapat membantu membangun kerja sama dan konsensus di antara berbagai pihak di kampus, sehingga dukungan dengan pola pikir yang sama dapat diperoleh untuk memperkokoh pondasi yang akan kita bangun, pondasi ini akan menjadi modal bahwa IMM juga akan ikut serta dalam sistem politik.

    Kekuatan Kader

    Dengan jumlah kader yang besar dan mayoritas di kampus, serta dukungan dari 8 komisariat yang kuat, IMM memang memiliki potensi yang signifikan untuk memengaruhi dinamika politik di lingkungan kampus. Kemampuan IMM untuk membentuk koalisi atau bermitra dengan organisasi mahasiswa lain dapat menjadi faktor kunci dalam memenangkan kontestasi pada pemilihan umum mahasiswa. Keterlibatan IMM dalam politik kampus juga dapat memberikan platform yang kuat bagi IMM untuk menggalang dukungan terhadap isu-isu yang dianggap penting. Hal ini dapat menciptakan momentum untuk meningkatkan kesadaran politik dan partisipasi mahasiswa dalam berbagai kegiatan politik di kampus.

    Namun, dengan kekuatan ini juga datang tanggung jawab yang besar. Penting bagi IMM untuk memastikan bahwa penggunaan kekuatannya dalam politik kampus dilakukan dengan transparansi, integritas, dan sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Dengan cara ini, IMM dapat menjadi agen perubahan yang positif dan memberikan kontribusi yang berarti bagi kehidupan politik dan sosial di kampus.

    Kita dapat bergerak tanpa menunggu pihak yang berada diatas jika memang yang diatas sangat pasif dan cenderung tidak terlalu peduli, hanya berkomentar dan ingin terima jadi adalah sikap yang tidak perlu kita pedulikan. Saat ini yang perlu kita pedulikan adalah bagaimana kita bergerak dalam menyatukan tujuan, visi misi, serta solidaritas itu sendiri. Berangkat karena nasib yang sama, ideologi dan juga kepentingan bersama bukan untuk membedakan antara satu dengan yang lain ataupun kepentingan satu golongan.

    Sudah menjadi rahasia umum bahwasannya kita masih dihantui oleh masalah internal seperti kurangnya solidaritas dan integritas dalam IMM yang menjadi hambatan serius dalam mencapai tujuan yang lebih luas dan universal. Penting untuk diingat bahwa tujuan IMM seharusnya mengutamakan kepentingan umum dan seluruh anggota kampus, bukan hanya komisariat atau kelompok tertentu.

    Saya sebagai penulis berharap besar bahwa kita dapat bersatu dengan tujuan yang sama untuk mendapatkan hasil yang dapat dirasakan oleh semua pihak, terakhir IMM JAYA!!

  • ” PEREMPUAN “

    ” PEREMPUAN “

    Oleh : Rizky Ramadhanti (Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM A.R. Fachruddin 2023-2024)

    Engkaulah mahkota ciptaan Sang Khalik

    Lembut namun kuat menjadi pelindung

    Bagai mutiara terselip di balik kelopak

    Memancarkan cahaya penuh pesona cemerlang

    Anugerah kasih laksana bunga merekah

    Mengharumkan aroma kehidupan

    Menjadi pelita keluarga yang teduh

    Menuntun ke jalan pemeliharaan

    Tanganmu terampil menyulam masa depan

    Merajut kisah penuh warna kehidupan

    Bagai penenun dengan serat kebahagiaan

    Menganyam kerlip harapan di setiap sudutan

    Kasih dan sabarmu tiada bertepi

    Membimbing kami dalam suka dan duka

    Memberi kekuatan bagai samudra tak bertepi

    Menyirami ladang jiwa dengan cintamu yang sejuk

    Wahai perempuan, engkau ratu sejati

    Maharani semesta di setiap zaman

    Putri kemilau mentari pagi

    Penyulut bara semangat persahabatan

  • “RUMPI”

    “RUMPI”

    Oleh : Nalindra Naraswari (Anggota Bidang Hikmah, Politik, dan Kebijakan Publik PK IMM A.R. Fachruddin 2023-2024)

    Seruang penuh rasa obat memenuhi indera penciuman laki-laki yang kini berjalan keluar mengikuti kaki. Hela nafasnya terdengar berat, seakan hidungnya kesulitan meraup oksigen bumi. Ketika kakinya hampir menginjak dunia, diamlah sebentar dia menatap pantulan dirinya di pintu kaca bertuliskan “Klinik Sehat Sejahtera”. Buana, nama sakral yang tersemat dalam dirinya. Semenjak kejadian yang merenggut jiwa orang tuanya, laki-laki yang baru menginjak dewasa ini membawa penyakit yang memerintahnya untuk menjadi seorang pemalas sejati. Bila dilanggar perintah tersebut, yang ada punggung si Buana akan sakit sampai tak sadarkan diri.

    Lagian aku belum niat mau nyusul ummi sama abi, kenapa wajahku kelihatan muram sekali? Haduh, raut abu-abu memang gak cocok untuk wajahku yang manis ini,” batinnya sembari menyemangati diri.

    Melaju Ia dengan scoopy kesayangannya membelah senja Surakarta. Kerlip cahaya berbalut temaram sambekala memenuhi jalanan kota. Bukan, bukan itu yang menjadi perhatiannya saat ini. Namun sepasang pemulung tua yang duduk di pesisir aspal dengan tangan si wanita yang sesekali menyuapi sang suami dengan sejumput nasi. “Romantis sekali,” gumamnya dalam hati.

    “Jadi rindu Magandhi. Menilas sebentar ke sana gaakan jadi masalah kan, ya?”

    Menepi sebentar di Indoapril, Buana membeli setidaknya tiga kresek berisi penuh camilan untuk dibawa ke salah satu TPA ceruk kota. Segerombol anak punk yang bernyanyi ria menjadi pemandangan pertama yang menyambut dirinya di sana. Melihat wira datang membawa santapan, anak-anak tadi berlari ke hadapan. Tanpa mengatakan apa-apa, Si dewasa memberikan semua bawaannya dan disambut terima kasih oleh tangan lawannya.

    “Anak-anak masi nyari di sekitar Maghandi bang, ntar jam tujuh baru balik” kata anak eksotis bersurai keriting cokelat ketika Buana terlihat mencari keramaian yang biasa terpancar di sana.

    ‘Nyari’ yang dimaksud ialah pekerjaan memulung sampah berharga di antara reja-reja tak berguna di TPA Mahatma. Sebenarnya hati Buana merasa kecil mendengarnya. Bagaimana tidak? Anak seusia mereka bergotong royong mengamen dan memulung untuk meminta harta dunia. Lain dengannya, yang walaupun sudah dewasa tetap tidak bisa apa-apa. Jangankan bekerja, hanya membersihkan rumah saja dia bisa pingsan kapan saja.

    Duduklah mereka di atas tumpukan batu pinggir TPA. “Ingin membahas apa kabar dunia,” katanya. Dari membahas koruptor yang leha-leha sambil makan uang negara hingga kabar Mang Ujang yang katanya kini resmi beristri dua.

    “Kalau boleh kami meminta, kami ingin lancar membaca agar bisa mengerti kompas kahuripan, bang. Kami sudah coba meminta belas kasih orang atas, bahkan kami hantarkan bertumpuk kertas ke kandang pemerintahan, namun sampai sekarang gaada satu pun bantuan yang datang. Jangankan bansos, tanda-tanda untuk memeriksa saja sepertinya gak nampak niatnya. Benar juga sih, lagian siapa juga orang mewah yang mau terjun ke tempat sampah, selain Bang Ana? Gaada, bang.” Ucap bocah bertato matahari yang sedari tadi diam mengamati.

    Semilir malam menarik pergi hela napas Buana. Diam seribu bahasa adalah kelanjutan dari cerita mereka. Semua memikirkan perkataan salah satunya. Pundak Buana terlesu memikirkan solusi untuk masalah tadi. Dirinya sangat ingin membantu, tetapi dia tidak bisa sendiri. Masih ingat kan kata-kataku tadi? Dia adalah budak pemalas sejati.

    Jauh di seberang tempatnya, terlihat belia asing yang asyik memilah sekeresek bening berisi alat tulis impresi. Hal sepele, namun membuat otak Buana mendapat fantasi. Dia lantas pamit undur diri dan disambut kebingungan dari penghuni Magandhi.

    “Abang akan bantu carikan kompas buana biar kamu bisa berdiri tegap mengangkat dunia,” kata si dewasa sebelum suara mesin mengisi pengantar perpisahan keduanya.

    Ketika mentari sudah mulai bekerja, Buana juga selesai menghias tiga kardus bertajuk donasi untuk budak Mahatma. Dibantu lima temannya, hampir 4 juta sudah terkumpul kurang lebih dua minggu lamanya, sangat cukup untuk keperluan mencari ilmu di Pinggir TPA.

    Dan disinilah Ia, di depan 20 murid yang duduk bersila menatap buku di depannya. “Rumpi,” alias rumah mimpi, begitulah insan di sana menyebut pondok yang memberi mereka wawasan berlogika secara cuma-cuma. Rutin tiga kali seminggu, pukul enam hingga tujuh, Buana dan teman-temannya menjelma menjadi guru dan berlagak menyebarkan ilmu. Semuanya secara sukarela dan tanpa memetik bunga dana. Bagi mereka, hanya melihat senyum putra-putri Mahatma Gandhi ketika membaca menjadi bayaran yang sangat setimpal untuk kerja keras mereka.

    “Bukan masalah bila diriku tak bisa sesukanya, yang penting aku bisa berperan dalam membantu mereka menemukan senyum dan melakukan hal yang disukanya.”