Oleh : Aufa Rafika Nur (Bendahara Umum IMM AR Fachruddin 2021/2022)
PENDAHULUAN
Suatu ikrar yang menempatkan manusia sebagai khalifah (wakil) Allah di atas bumi ini, yang ditugasi untuk mengelola dan memanfaatkan alam dengan segala potensi yang telah diamanahkan oleh Allah, yang telah disediakan oleh Allah sebagai Tamirul Ardh. Dan karenanya setiap manusia adalah pemimpin terhadap dirinya, dan karenanya manusia sesungguhnya memiliki derajat yang sama. Tidak ada yang mulia dan dimuliakan, tidak ada yang hina dan dihinakan. Dimana derajat kemuliaan seorang manusia di sisi Allah adalah tingkat ketakwaanya, yakni tingkat kepatuhan dan kesetiaanya akan segala perintah dan segala larangan dari Allah SWT. Yang tercermin lewat tinggi rendahnya dia melakukan Rahmat bagi lingkunganya.
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam yang telah mendedikasikan pengaruh yang sangat luar biasa bagi dunia pergerarakan nasional. Ketika K.H Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912, sudah jelas arahnya bahwa gerakan yang identik dengan Islam Modernis ini telah menggaungkan kepedulian terhadap kemanusiaan. Di era globalisasi seperti ini, tentunya Muhammadiyah akan terus menerus mengoptimalkan gerakan tajdid yang dimilikinya. Tajdid adalah kata yang diambil dari bahasa Arab, berakar dari kata “Jaddada-yujaddidu-tajdiidan” yang artinya “terbaru atau menjadi baru”. Gerakan tajdid ini merupakan gerakan dakwah pembaharuan yang nantinya berfungsi dalam mengatasi segala problematika ummat yang juga semakin kompleks seiring berkembangnya zaman. Muhammadiyah yang bergerak pada sosial kemasyrakatan mengerahkan segala ikhtiar untuk senantiasa melebarkan sayap dakwahnya ke seluruh lapisan masyarakat. Dalam melebarkan ranah dakwahnya Muhammadiyah tidak berperan di keagamaan saja, tetapi juga bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan seluruh perkara yang menyangkut kemaslahatan ummat.
Tepat pada tanggal 14 Maret 1964, ditetapkanya sebagai gerakan mahasiswa Islam yang berada di naungan Persyarikatan Muhammadiyah, yaitu IMM. IMM merupakan sebuah organisasi otonom Muhammadiyah yang hadir dengan membawa Trilogi IMM yaitu; Kemahasiswaan, Keagamaan, Kemasyarakatan.
SPIRIT AL-MA’UN
Spirit Al-Ma’un menjadi basic gerakan Muhammadiyah dan juga IMM, menegaskan bahwa manusia sebagai pengabdi Ilahiyah dan intelek masa kini harus mulai memperjuangkan pendidikan yang tidak hanya bersifat komersial saja, namun pendidikan yang mencerdaskan kaum mustad’affin demi terwujudnya masyarakat yang bebas secara menyeluruh. Seorang intelektual di Persyarikatan Muhamamdiyah tidak hanya mengedepankan nalar pikir, pun halnya dengan nalar wahyu dan keimanan. Hal inilah yang bisa kita sebut dengan gerakan intelektual profetik. Seorang intelektual profetik harus memiliki kesadaran akan diri, alam, dan Tuhan dengan menisbatkan semua potensi yang dimiliki sebagai pengabdian untuk kemanusiaan dan dijiwai dalam segala dimensi kehidupan sebagai upaya beribadah kepada Allah. Gerakan Intelektual Profetik selaras dengan spirit Al-Ma’un dimana kata “sholat” dan “ibadah” tidak serta merta didefinisikan sebagai ritual sembahyang semata, namun ada makna transformasi sosial dan spiritual yang disatukan menjadi kesatuan untuk menjadi manusia utuh. Sehingga intelektual profetik adalah gerakan yang diadopsi dan diamalkan dalam gerakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di mana mahasiswa menjadi poros untuk memperjuangkan intelektual dengan menyatukan diri pada pedoman ke-Tuhanan.
RELASI ANTARA IMM DAN INTELEKTUAL PROFETIK
Menjadi mahasiswa berarti identik dengan perubahan karakter yang kita miliki. Menjadi mahasiswa adalah wadah transformasi karakter kemanusiaan. Menjadi mahasiswa merupakan proses untuk menjadi manusia secara kaffah baik secara akal, budi, dan pikiranya. Manusia yang hakiki adalah ia yang menggunakan akal dan pikiranya untuk dapat berbuat sesuatu bagi perubahan yang ditunjang dengan pendidikan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Maka, sudah seharusnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menjadi pelopor dan penyempurna amanah yang dimiliki seorang mahasiswa. Gerakan-gerakan kemanusiaan akan memberikan dampak yang baik untuk ummat. Kepribadian IMM pada hakikatnya adalah organisasi kader yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarkatan, dan kemahasiswaan. Identitas ini harus inherent dalam tubuh ikatan sejak lahir di tengah masyarakat Indonesia. Semua amal geraknya harus selaras dengan cita-cita Muhammadiyah dan diabadikan hanya untuk Allah semata.